Kemendag Baru Beri Izin Impor Bahan Baku Gula Rafinasi di 2015

Secara total, kuota impor raw sugar pada tahun ini memang mengalami pengurangan jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

oleh Septian Deny diperbarui 04 Des 2014, 10:24 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Industri pengolahan gula rafinasi mengeluhkan habisnya bahan baku gula mentah untuk rafinasi atau raw sugar sejak September lalu. Akibatnya, sejumlah industri harus menghentikan kegiatan operasional pabriknya.

Menanggapi hal tersebut Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Partogi Pangaribuan menyatakan bahwa untuk impor raw sugar baru bisa diberikan untuk kuota tahun depan, sebab kuota impor tahun ini telah habis.

"Raw sugar untuk Agri (Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia), kita terakhir keluarkan 133 ribu ton kepada 3 perusahaan. Untuk PT Sugar Labinta 30 ribu ton, PT Angel Products 38 ribu ton, PDSU (PT Permata Dunia Sukses Utama) 65 ribu ton. Dan itu berlakunya kan sampai Desember. September kami keluarkan, pokoknya itu terakhir di 2014. Kami tidak pernah mengeluarkan izin lagi," ujarnya di Jakarta, seperti ditulis Kamis (4/12/2014).

Sementara untuk impor berikutnya baru bisa dilakukan pada tahun depan. Perizinan untuk impor tersebut saat ini masih digodok antara Kementerian Perdagangan sebagai pemberi izin impor dengan Kementerian Perindustrian sebagai pihak yang memberikan rekomendasi impor raw sugar bagi industri.

"Untuk izin raw sugar kebutuhan rafinasi 2015 masih digodok. Kan perlu kebutuhan bahan baku Januari, minimal sampai Maret kan. Berarti ya sebentar lagi. Kan kami lagi hitung nih berapa kebutuhan industri makanan dan minuman yang sebenarnya," lanjutnya.

Secara total, kuota impor raw sugar pada tahun ini memang mengalami pengurangan jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Jika kebutuhan raw sugar untuk industri mencapai 3,2 juta ton per tahun. Pada tahun ini Kemendag hanya mengeluarkan izin impor raw sugar sebesar 2,8 juta ton. Hal tersebut akibat terjadinya perembesan impor bahan baku gula mentah tersebut ke pasaran pada tahun lalu.

"Realisasi dari 2,8 juta ton sampai sekarang sekitar 2,6 juta ton, mungkin sudah hampir 2,7 juta ton sekarang, karena kan belum masuk," tandas dia.

Sebelumnya, empat industri pengolahan gula rafinasi yaitu PT Berkah Manis Makmur, PT Dharmapala Usaha Sukses, PT Makassar Tene dan PT Duta Sugar Internasional yang tergabung dalam Agri mengeluh kepada Menteri Perindustrian Saleh Husin soal penghentian operasional pabriknya sejak September lalu.

Berhentinya kegiatan pengolahan gula rafinasi di keempat pabrik tersebut lantaran tidak adanya bahan baku raw sugar. Akibatnya pabrik-pabrik ini harus merumahkan sementara pekerjanya dan mendapat keluhan dari industri makanan dan minuman karena tidak mampu menyuplai gula rafinasi sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya