Liputan6.com, Gambella - Saudi Star Agricultural Development Plc, sebuah perusahaan Ethopia yang dimiliki oleh Mohamed al-Amoudi, miliarder asal Arab Saudi berencana untuk mengucurkan dana sebesar US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,23 triliun (kurs: Rp 12.325/US$) untuk mencetak sawah di Ethopia tahun depan.
Perusahaan ini menyewa 10 ribu hektar di distrik Abobo, Gambella. Sebelumnya, pada tahun 2008, perusahaan ini telah membeli 4000 hektar lahan dari negara sebesar US$ 4 juta untuk proyek yang sama.
Advertisement
Tetapi, proyek tahun 2008 tersebut tertunda karena desain irigasi dan kinerja kontraktor yang tidak cocok. Untuk itu, pada tahun 2015 nanti Saudi Star ingin mengakselarasi proyek ini.
"Saudi Star ingin mengakselarasi proyek ini pada tahun 2015 setelah pergantian manajemen, desain ulang sawah dan keberhasilannya dalam uji coba proyek sawah tadah hujan sebanyak 2000 hektar," kata Jemal Ahmed, CEO Saudi Star dilansir dari Bloomberg, Kamis (4/12/2014).
"Kami memiliki rancana yang sangat agresif. Jika kita dapat berhasil dalam proyek ini kita akan menghasilkan yang lebih banyak," tambahnya.
Proyek ini sendiri adalah bagian dari rencana pemerintah Ethopia sejak tahun 2010 lalu untuk mendirikan perkebunan komersil sebanyak 3,3 juta hektar lahan subur di bagian yang jarang penduduknya.
Dengan kesepakatannya bersama miliarder Arab Saudi ini, Ethopia diperkirakan akan mendapatkan keuntungan sebesar US$ 6,6 triliun per tahun dari ekspor hasil perkebunan/pertanian tahun 2015 nanti.
Selain hal-hal di atas, ada lagi beberapa cerita lain yang berkaitan juga dengan proyek ini. Apa saja cerita tersebut?
Cerita Lain tentang Proyek Ini
1. Investor miliarder
Menurut Bloomberg Billionaires Index, al-Amoudi memiliki kekayaan sebanyak US$ 8,1 miliar. Jumlah ini menempatkannya pada posisi ke-157 orang terkaya di dunia. al-Amoudi banyak berbisnis di bidang investasi. Misalnya, selain investari pertanian seperti di Ethopia, dia juga berinvestasi di bidang perminyakan dan infrastruktur.
2. Konflik dengan penduduk sekitar
Seperti banyak proyek yang ada penduduknya, proyek pembangunan pertanian raksasa ini juga mendapat penentangan dari penduduk sekitar. Oktober lalu misalnya, kerusuhan terjadi di Kota Abobo. Ada juga beberapa kasus dimana pekerja Saudi Star diserang oleh sekelompok orang yang tidak dikenal. Mengatasi hal tersebut, pemerintah Ethopia mengaku "akan mengurusi masalah keamanan tersebut".
3. Dianggap proyek gagal
Setelah berlangsung sekian lama, banyak yang menyangsikan proyek ini akan berhasil. Selain adanya konflik dengan penduduk sekitar, kemajuan dari proyek ini juga bisa dibilang lamban. Tetapi, menanggapi hal tersebut pihak perusahaan mengatakan bahwa proyek pertanian memang sangat sulit. (Rio/Ndw)
Advertisement