Liputan6.com, Jakarta - Pelaksanaan ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 menjadi tantangan untuk industri e-Commerce di Indonesia. Meski ada tantangan itu, bisnis perdagangan online di Indonesia diharapkan mampu melihat peluang.
Ketua Umum IdEA, Daniel Tumiwa menuturkan, industri e-commerce mengalami pertumbuhan pesat dapat beberapa tahun terakhir. Menurut riset VelaAsia, nilai pasar industri ini diprediksi mencapai US$ 25 miliar pada 2016, atau tumbuh tiga kali lipat dari 2013.
Advertisement
Ia menambahkan, perkembangan e-commerce juga tidak bisa dilepaskan dari persaingan yang ketat. Apalagi semakin dekatnya ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015. Saat itu negara ASEAN lain juga akan menggenjot industri e-commercenya.
"Negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Singapura dapat memasarkan produknya secara bebas di sini," kata Daniel.
Untuk menghadapi tantangan itu, Asosiasi E-Commerce Indonesia (IdEA) menggelar seminar bertajuk 'E-Commerce Indonesia Menuju AFTA 2015" pada hari ini. Dengan acara ini diharapkan dapat diambil manfaatnya seperti pengetahuan peta industri e-commerce Indonesia, tren pasar ke depan, dan regulasi perdagangan yang tercakupt dalam AFTA.
Dalam acara ini juga diharapkan memberi pengetahuan mengenai pengaruhnya AFTA terhadap industri lokal serta langkah yang dilakukan pemerintah untuk mendukung pelaku usaha.
"Akan ada banyak tantangan yang akan kita hadapi saat memasuki AFTA 2015. Dengan persiapan yang matang kita dapat menjadikan tantangan tersebut sebagai peluang," tandas Daniel. (Amd/Ahm)