Liputan6.com, Jakarta- Kantor Liputan6.com pada Rabu malam (3/12/14) mendapat sedikit kejutan dengan kehadiran Vicky Shu. Rambut tergerainya dikesampingkan secara natural ke pundak kanan. Pulasan merah di bibir dan tampilan alisnya tampak kontras dengan kulit wajah yang kala itu terlihat segar alami.
Soal tampilannya ini, semua pasti setuju bahwa Vicky adalah wanita yang feminin. Vicky sendiri pun tak menutupi bahwa dirinya memang lebih suka pakai rok atau dress dibanding celana. Namun dijelaskannya bahwa feminitas tampak luar ini merupakan cara untuk menyeimbangkan sifat tomboi dalam dirinya.
Advertisement
“Sampai sekarang sebenarnya aku masih cuek. Aku bukan tipe cewek yang sering ke salon untuk perawatan,” ucap Vicky menjelaskan sisi dirinya yang tomboy. Perihal make-up, Vicky pun mengaku bahwa jika tak ada keperluan yang tersorot kamera, ia lebih nyaman untuk tak pakai make-up.
Sedikit berbagi cerita tentang ritual kecantikannya, Vicky mengatakan bahwa untuk perawatan kecantikan sehari-hari, Vicky mengonsumsi jamu dan madu. Untuk urusan bentuk tubuh , olahraga seperti renang dan lari menjadi kunci dari rampingnya wanita kelahiran Cilacap tahun 1987 itu.
Sheath dress tanpa lengan berukuran sebetis dengan abstract print warna oranye dan hitam yang dikenakannya saat itu sedikit memberi petunjuk tentang bagaimana selera busana dari lulusan Hubungan Internasional, Universitas Parahyangan, ini. Pada kesan selebritas yang tampil kuat dari motif bajunya dapat terasa sentuhan klasik yang hadir di garis busana yang simple.
Nama rumah mode Paris, Chanel, disebutnya sebagai label favorit karena dirasa sesuai dengan sisi klasik yang juga terdapat pada dirinya. Sesaat sebelum sesi pemotretan dimulai, Vicky tampak menyapukan bedak Chanel ke wajahnya. Melihat hal sefeminin ini, siapa yang akan sangka bahwa ia bahkan awalnya menjadikan penggunaan sepatu high heels sebagai cara untuk `menangani` ketomboyannya.
Cerita Vicky, dirinya mulai berpenampilan feminin setelah mengikuti ajang-ajang kecantikan. Kini dikenal sebagai penyuka sepatu high heels, Vicky juga menggeluti bisnis sepatu hak tinggi yang diberi label Syu Shu. Berdiri sejak tahun 2009, produk Syu Shu ini sudah dipesan oleh konsumen dari Australia, Eropa, hingga Amerika.
Dengan konsep sepatu high heels yang nyaman, setiap produk Syu Shu langsung dites sendiri olehnya dengan cara yang tak biasa, misalnya jalan di pasir. “Minimal keliling mall,” kata penyanyi yang sudah suka mendesain sepatu sejak duduk di bangku SMP.
Dikatakan Vicky bahwa hingga saat ini bisnis sepatunya masih berjalan namun ia sedang tidak terlalu banyak terjun langsung ke pesanan personal, lebih banyak terima pesanan partai besar, karena jadwal kegiatan yang tidak memungkinkan untuk bertemu konsumen secara pribadi. Vicky kini tengah disibukkan dengan kegiatan mempersiapkan album terbarunya. (Bio/Liz)