Citizen6, Jakarta- Tugce Albayrak, dialah salah satu perempuan yang berani melawan pelecehan yang terjadi dihadapannya. Dia bukan seorang selebriti terkenal ataupun pemenang nobel perdamaian, tetapi upayanya dalam membela dua orang perempuan dari pelecehan seksual patut dicontoh. Tugce meninggal setelah koma selama 2 pekan, dia diserang secara brutal oleh laki-laki tersangka pelecehan seksual.
Tugce Albayrak, perempuan muslim pemberani ini patutlah disebut sebagai pahlawan seperti pemberitaan TIME.com dalam berita berjudul "Mourners Gather in Germany for Funeral of Slain Hero Tugce Albayrak". Theguardian.com memberitakan kepergian perempuan keturunan Turki-Jerman ini dengan "Germany Mourns Trainee Who Dared to Defy the Bullies" yang menunjukan duka mendalam keluarga bahkan warga Jerman.
Advertisement
Banyak media internasional turut memberitakan pemakaman Tugce Albayrak seperti reuters.com, nytimes.com, bbc.com. dan cbc.ca hingga petisi online yang meminta agar Tugce Albayrak diberi penghargaan.
Kematian Tugce Albayrak ini membuka perdebatan bukan hanya soal pelecehan seksual dan status dirinya sebagai seorang perempuan. Tetapi juga menyoal para imigran dan kehidupan dalam budaya multikultural. Disamping itu, kita jadi menyadari bahwa untuk menjadi seorang pahlawan tidak perlu bertempur di medan perang tetapi cukup dengan keberanian membela kebenaran.