Diet Mediterania Bikin Panjang Umur?

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang melakukan diet mediterania bisa hidup lebih lama alias panjang umur

oleh Rio Apinino diperbarui 05 Des 2014, 07:00 WIB
Ilustrasi makanan diet mediterania (Foto: foxnews.com)

Liputan6.com, Jakarta Sebuah penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang melakukan diet mediterania bisa hidup lebih lama alias panjang umur, demikian seperti dikutip dari Fox News, Kamis (4/12/2014)

Perempuan yang diteliti dalam penelitian ini lebih banyak makan makanan mediterania seperti sayuran, buah-buahan, kacang, ikan, minyak zaitun dan sedikit anggur. Pola makan tersebut membuat sel darah mereka memiliki telomeres yang lebih panjang. Telomeres sendiri adalah rangkaian DNA yang membentuk pelindung di ujung kromosom.

Telomeres akan semakin pendek tiap sel membelah, sehingga panjang mereka dianggap ukuran dari penuaan sel. Stres dan inflamasi mungkin juga dapat memperpendek telomeres, demikian kata para peneliti dalam studi ini.

Penelitian yang dipublikasikan di Jurnal BMJ ini kemudian menjelaskan bahwa diet mediterania kaya akan antioksidan dan senyawa anti-inflamasi.

"Ini adalah studi berbasis populasi terbesar khusus untuk melihat hubungan antara diet mediterania dengan panjang teleomere, terutama untuk perempuan paruh baya," kata Immaculata De Vivo, profesor di Harvard Medical School.

Penelitian yang melibatkan hampir 4.700 perempuan ini mengukur panjang telomere dalam sel darah. Penelitian juga mencatat diet perempuan dalam skala 0-9, dengan angka yang semakin besar mengindikasikan lebih intensif melakukan diet mediterania.

Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa perempuan yang memiliki skor lebih tinggi cenderung memiliki telomeres yang lebih panjang daripada perempuan dengan skor yang lebih rendah.

"Temuan kami menunjukkan bahwa makan sehat, secara keseluruhan, dikaitkan dengan telomeres yang lebih panjang," kata Marta Crous-Bou, salah satu peneliti. "Tetapi asosiasi terbesar teramati pada perempuan yang melakukan diet mediterania," tambahnya.

Untuk tiap poin yang lebih tinggi, panjang telomeresnya berkorespondensi dengan sekitar 1,5 tahun lebih muda.

Meskipun begitu, penelitian ini tetap memiliki keterbatasan. Misalnya, para peneliti mengukur panjang telomeres hanya pada satu waktu saja, dan tidak melihat apakah perubahan dalam diet dapat mempengaruhi panjang telomeres.

Selain itu, banyak perempuan dari penelitian ini adalah orang Eropa, dan dinamika telomeres mungkin berbeda antara etnis lainnya. Meskipun begitu, yang sudah bisa dipastikan adalah diet mediterania baik untuk kesehatan. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya