Siluman Taksi Putih

Dari kawasan SCBD, Jakarta Selatan, taksi pun melaju menembus pekatnya malam.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 05 Des 2014, 00:13 WIB
Ilustrasi penjambretan taksi (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta - RP, seorang karyawati pulang malam dari kantornya pada 1 Desember 2014 lalu. Untuk bisa segera sampai di rumah dia memilih taksi putih ternama Ibukota. Dari kawasan SCBD, Jakarta Selatan, taksi pun melaju menembus pekatnya malam.

Hingga di pertengahan jalan, warga Tanah Abang, Jakarta Pusat itu dibuat kaget dan ketakutan. Seseorang tiba-tiba menjebol kursi belakang.

Sosok penjebol itu muncul dari balik bagasi. Lalu menodongkan pisau sambil meminta barang berharga milik RP.

Sang sopir diduga terlibat dalam aksi ini. Sopir kedapatan menelepon seseorang yang diduga bagian dari sindikat itu. Sopir lalu mengarahkan mobil ke sebuah tempat yang sudah dijanjikan. Setelah tiba, pelaku lain masuk ke taksi.

Ponsel iPhone 5S, laptop, kalung emas, serta kartu ATM digasak. RP juga dipaksa mencairkan uang tunai dari ATM miliknya di sebuah minimarket di Jl Ciniru, Jakarta Selatan.

Setelah itu wanita 30 tahun tersebut dibawa berputar-putar dengan taksi hingga dia akhirnya diturunkan di kawasan Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Apa yang menimpa RP bukan satu-satunya yang terjadi. Dalam sepekan ini setidaknya ada 2 kasus – termasuk RP – yang tercatat kepolisian.

Wanita lain berinisial RW mengalami perampokan pada Jumat 28 November 2014 di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Modusnya sama seperti kasus RP. Juga dengan taksi putih mirip dengan merek ternama.

Tak lama setelah penumpang masuk, tiba-tiba seorang pelaku keluar dari bagasi melalui jok belakang. Saat itu juga pelaku menodongkan pisau dan menjarah seluruh harta milik RW. Wanita itu kemudian diturunkan di tengah jalan.

"Diduga kuat pelakunya sama. Saat ini kami terus melakukan pendalaman," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto, Selasa 2 Desember 2014.

Kedua korban menyatakan taksi yang ditumpangi berstiker Express dengan nomor lambung DP 8012 dan DP 8015.

Berbekal dari 2 kasus itu, polisi pun menelusuri jejak taksi putih yang dimaksud.

Lalu apa hasilnya? Taksi putih itu ternyata cuma 'siluman'.

Siluman Putih

"Kita sudah cek ke pool nomor mobil itu, cuma bukan mobil taksi yang bersangkutan. Diduga ada modifikasi. Mobil sedan putih dimodif mirip Express. Kita gunakan hasil olah TKP," kata Rikwanto 3 Desember 2014.

Rikwanto menjelaskan, penumpang memang bakal sulit membedakan taksi asli dengan modifikasi. Sopir 'siluman' bersikap seperti layaknya taksi resmi. Saat penumpang masuk, sang sopir menanyakan tujuan sang penumpang. Tak lama setelah taksi jalan, perampok langsung muncul dari balik bagasi.

"Mereka setelah lihat sasaran korban naik, menyatakan tujuan, lalu dari dalam bagasi keluar lewat jok kursi belakang itu si penumpang kaget. Bahkan dicekik supaya tak berteriak," papar Rikwanto.

Pelaku lalu mengancam korban agar tidak berbuat sesuatu yang memancing perhatian. Pada saat bersamaan, sopir lalu menjemput rekannya sesama komplotan perampok.

Penelusuran jejak taksi putih itu tak cuma dilakukan pihak kepolisian. Perusahaan taksi merek ternama yang dimaksud kedua korban juga tak tinggal diam.

Direktur Operasional Express Group Herwan Gozali mengungkap, pihaknya langsung melakukan pemeriksaan jalur kedua taksi itu setelah mendapatkan nomor pintu taksi dari kepolisian. Hasilnya, kedua taksi itu tidak berada di lokasi kejadian.

"Ini diduplikasi," kata Herwan di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Kamis (4/12/2014).

"Pada Kamis 28 November, DP 8015 dengan korban RW naik dari apartemen di kawasan Mega Kuningan sekitar pukul 23.00 WIB. Di jam yang sama, DP 8015 sedang berada di Jalan Benda, Kebayoran Baru," imbuh dia.

Begitu juga dengan taksi dengan nomor pintu DP 8012. Saat kejadian, korban naik dari kawasan SCDB Sudirman menuju ke Casablanca Residence di kawasan Pondok Bambu, Jakarta Timur.

"Sekitar pukul 20.00 WIB saat kejadian, taksi DP 8012 sedang berada di Landmark Sudirman mengarah ke Kota. Dan mengarah pulang ke pool di Joglo," lanjut dia.

"Para pelaku ini memanfaatkan kebesaran nama Express untuk melakukan tindak kriminal."

Herwan menjelaskan, pihaknya kini terus berusaha mengungkap kasus ini karena secara tidak langsung nama taksi Express sangat dirugikan.

"Masyarakat sudah sangat identik kalau taksi putih pasti Express, padahal tidak juga. Ini telah terjadi kriminalisasi taksi putih, " ucap Herwan.

Sementara, Direktur Keuangan Express Group David Santoso mengatakan, setiap armada dan sopir yang menjadi karyawan Express Group sudah terdaftar dengan baik. Pola perekrutan pun tidak main-main.

"Kita juga punya DDS (Digital Dispatch System). Dan setelah kita periksa, lokasi taksi jauh dari lokasi kejadian," tutur David.

Dia menjamin, sistem keamanan yang dimiliki perusahaan sudah cukup baik. Mobil yang tidak kembali ke pool saja bisa dikejar dan ditemukan dengan GPS yang terpasang di mobil.

"Kami ini ada 24 ribu sopir yang menggantungkan hidupnya di perusahaan kami. Tidak mungkin kami membiarkan ada oknum yang merusak semuanya," kata David.

Untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali, Express taksi membentengi armadanya. 10 Ribu armada taksi kini dalam tahap pemasangan sekat besi pada bagasi dan jok. Hal ini dilakukan agar tak ada lagi bagasi taksi yang dijebol perampok.

Saat ini baru 4 ribu armada yang dipasangi sekat besi tersegel. Bahkan, kedua taksi yang diduga digunakan untuk merampok, yakni bernomor DP 8012 dan DP 8015 juga sudah dipasangi sekat saat kejadian.

"Kedua armada itu sudah kami pasang sekat. Sudah 3 bulan kami pasang," kata Direktur Operasional Express Group Herwan Gozali.

Namun semoga tak ada korban lain selama jejak 'siluman' taksi putih masih misterius. (Ali)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya