Bursa AS Melemah Dibayangi Rencana Stimulus Bank Sentral Eropa

Harga saham energi mengalami penurunan terbesar dari pelemahan indeks bursa AS ini.

oleh Nurmayanti diperbarui 05 Des 2014, 04:13 WIB
Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada Selasa (Rabu pagi).

Liputan6.com, New York - Bursa Amerika Serikat (AS) jatuh, setelah indeks acuan sempat mencapai penguatan kemarin. Penurunan dipicu merosotnya saham energi dan pernyataan Bank Sentral Eropa yang mengatakan akan menunggu sampai kuartal berikutnya sebelum mempertimbangkan langkah-langkah stimulus tambahan.

Indeks saham Standard & Poor 500 turun 0,1 persen menjadi 2.071,57 pada 16:00 di New York."Draghi akan harus mulai melakukan beberapa pembelian obligasi jika mereka ingin keluar dari malaise yang mereka hadapi," ujar Karyn Cavanaugh, ahli strategi pasar senior Investment Management LLC, melansir laman Bloomberg.

Harga saham yang mengalami penurunan antara lain milik Chevron Corp. turun 1,3 persen, di mana saham energi mengalami penurunan terbesar di antara kelompok indeks S&P 500.

Harga saham Microsoft Corp naik 1,6 persen karena Barnes & Noble Inc. mengatakan akan membeli kembali saham perusahaannya.

Penurunan indeks terjadi usai Presiden ECB Mario Draghi mengatakan para pembuat kebijakan akan menunggu sampai kuartal berikutnya sebelum mengambil langkah-langkah stimulus tambahan.

Komentarnya meredam spekulasi bank sentral siap untuk memulai program pembelian utang yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif, atau QE.

Draghi juga meluncurkan perkiraan "substansial" yang lebih rendah untuk inflasi dan pertumbuhan. Dengan inflasi  di bawah target ECB, Draghi telah memperingatkan spiral deflasi penurunan harga dan rumah tangga menunda pengeluaran.(Nrm)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya