Liputan6.com, Garut - Tewasnya 16 warga akibat menenggak minuman keras (miras) oplosan di Garut, Jawa Barat mengundang keprihatinan pemerintah setempat. Wakil Bupati Garut Helmi Budiman Kamis 4 Desember malam mendatangi RSUD Dr Slamet untuk melihat langsung kondisi korban miras oplosan yang masih dirawat.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (5/12/2014), miras oplosan jenis cherrybelle ini memakan korban sebanyak 20 orang. 16 Orang tewas dan 4 korban lainnya masih dalam kondisi lemah di RSUD Dr Slamet, Garut.
Advertisement
Pasca-mencuatnya kasus miras oplosan yang merenggut belasan korban jiwa ini, kios yang berada di kawasan Terminal Guntur, Garut langsung disegel polisi. Keberadaan kios penjual miras oplosan ini sudah bukan rahasia lagi bagi orang-orang di lingkungan terminal, termasuk para remaja yang jadi konsumennya.
Aparat kepolisian tidak memungkiri ringannya sanksi hukuman kerap diabaikan oleh para peracik dan penjual miras oplosan. Kreativitas para pedagang miras oplosan pun masih saja berlangsung.
Sementara di tempat lain, Polsek Sukmajaya, Depok, Jawa Barat mengamankan 2 gerobak milik pedagang jamu yang diduga menjual minuman keras. Kedua gerobak tersebut disita dari daerah Cipayung, Sukmajaya.
Langkah tersebut dilakukan untuk menghindari kemungkinan amukan warga yang tak terima keluarganya tewas setelah menenggak miras dari kios tersebut.
Kamis 4 Desember kemarin, 3 Orang dilaporkan tewas akibat mengonsumsi miras oplosan yang diduga dibeli dari tukang jamu di kawasan Cipayung, Depok. (Nfs/Ans)