Partainya Dikhianati Golkar? Ini Pernyataan Ibas

Ibas mengingatkan, bahwa cara beretika dalam politik adalah dengan meletakkan komitmen pada sebuah kesepakatan dari kedua belah pihak.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 05 Des 2014, 19:03 WIB
Ketua Fraksi Partai Demokrat, Edhi Baskoro Yudhoyono menggelar jumpa pers di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (18/11/2014). (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Kendati sang ayah, mantan presiden SBY, memerintahkan para pimpinan Partai Demokrat untuk mulai menjalin komunikasi dengan PDIP dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) guna menjaga Perppu Pilkada langsung, tapi perintah ini tak serta merta membuat Demokrat mengalihkan dukungan ke KIH.

Ketua Fraksi partai Demokrat yang juga putra bungsu SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas mengatakan, hingga saat ini partainya belum berencana bergabung ke KIH.

"Belum ada, kita fokus dulu Perppu Pilkada, belum ada rencana bergabung. Kami masih sebagai fraksi penyeimbang," kata Ibas di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (5/12/2014).

Menurut Sekretaris Jenderal Partai Demokrat itu, partainya terus berkomunikasi dengan fraksi-fraksi dalam KIH terkait Perppu tersebut. Namun lanjut dia, komunikasi dan  kerjasama antara Demokrat dan KIH hanya sebatas pembahasan Perppu Pilkada saja.

Masih kata Ibas, Koalisi Merah Putih belum tentu akan menolak Perppu Pilkada, meski ketua umum salah satu partai yang tergabung dalam KMP, yakni Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie menyerukan anggotanya menolak Perppu Pilkada. Menurut Ibas, hal itu tidak dapat dijadikan acuan.

Sebelumnya Ketua Umum Partai Demokrat SBY merasa dikhianati Partai Golkar setelah Aburizal Bakrie memerintahkan kadernya menolak Perppu Pilkada Langsung. "Kini, secara sepihak Partai Golkar menolak Perppu, berarti mengingkari kesepakatan yang telah dibuat. Bagi saya hal begini amat prinsip," tegas SBY dalam akun twitternya, @SBYudhoyono, Jumat (5/12/2014).

Terkait pernyataan sang ayah, Ibas mengatakan menyerahkan kepada masyarakat tentang pandangan partainya telah dikhianati atau tidak oleh Golkar.

"Kita semua bisa menilai, kalau dikhianati, diingkari dari sebuah kesepakatan yaitu nilai dari etika politik. Dunia usaha juga sama, bila tidak ada yang sepakat, itu pun akan menjadi pembicaraan yang sangat menarik di dunianya," ujar Ibas.

Dia mengingatkan,  cara beretika dalam politik adalah dengan meletakkan komitmen pada sebuah kesepakatan dari kedua belah pihak.

"Kalau kita sudah sepakat akan satu hal, kita harus menjalankan itu. Kecuali kalau tidak sepakat. Sejak awal saya katakan secara tegas kalau kami berpandangan seperti itu," tandas Ibas. (Sun/Yus)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya