Pengakuan Wanita Korban Perampokan di Taksi

Pelaku menodongkan pisau ke RP dan mengancam akan membunuhnya jika ia berani berteriak.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 07 Des 2014, 17:24 WIB
Sebuah taksi Express sedang diperiksa terkait adanya laporan yang menyebutkan perampokan yang menggunakan taksi berwarna putih, Jakarta, Kamis (4/12/2014). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - RP, wanita yang menjadi korban perampokan di taksi berwarna putih mirip Express di kawasan Jakarta Pusat mengungkapkan kronologi insiden yang menimpanya.

Kejadian tersebut terjadi tak lama setelah ia naik taksi di depan kantornya, Plaza Bapindo, Senayan, Jakarta Selatan, Senin 1 Desember sekitar pukul 20.30 WIB. Persisnya, ketika taksi memasuki kawasan Sudirman Central Business District (SCBD). Dari titik tujuan, ia minta diantar ke Jalan MH Thamrin.

"Saat itu saya baru naik taksi, baru 5 menit, tiba-tiba ada seorang pria muncul dari bagian bagasi," ujar RP saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Minggu (7/12/2014).

Pria itu kemudian menodongkan pisau ke RP dan mengancam akan membunuhnya jika ia berani berteriak. RP pun tak berkutik. Sejumlah barang berharganya diminta seperti ponsel iPhone 5S, laptop, dan kalung emas. Taksi terus melaju.

Sang sopir diduga terlibat dalam aksi ini. Pengemudi itu kedapatan menelepon seseorang yang diduga bagian dari sindikat itu. Sopir lalu mengarahkan mobil ke sebuah tempat yang sudah dijanjikan. Setelah tiba, pelaku lain masuk ke taksi.

"Orang yang baru masuk itu duduk di kursi depan di samping sopir. Sopir itu tetap menyetir tapi seperti yang mengatur aksi perampokan," ungkap RP.

Selanjutnya, RP dipaksa menguras isi ATM-nya di sebuah minimarket di Jl Ciniru, Jakarta Selatan. Kemudian ia diajak berputar-putar keliling daerah dan diturunkan di kawasan Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

"Saya habis itu minta tolong orang di sekitar, pinjam handphone dan nelepon orang rumah untuk dijemput," ujar RP. "Kemudian baru melapor ke polisi."

Perbedaan dengan Taksi Express

Menurut RP, tak ada perbedaan mencolok antara taksi putih yang ia tumpangi dan menjadi tempat ia dirampok dengan taksi Express. Jadi, ia tak merasa curiga saat hendak masuk taksi.

"Dari luar, mobil itu saya lihat taksi Express. Ada tulisan Express, tapi nggak ada logo Express di tepi pintu bagian dalam. Saya biasanya lihat hal itu," kata RP.

Selain itu, ada sarung putih bertuliskan Express di kursi taksi tersebut, sama sepetti yang dikenakan taksi Express pada umumnya. "Kalau id card (kartu identitas) sopir dan argo, saya nggak sempat perhatikan," ucap RP.

Direktur Operasional Express Group Herwan Gozali mengungkap, pihaknya langsung melakukan pemeriksaan jalur taksi itu setelah mendapatkan nomor pintu taksi yang digunakan sebagai aksi perampokan dari kepolisian. Hasilnya taksi itu tidak berada di lokasi kejadian. "Ini diduplikasi," kata Herwan.

Herwan pun membantah keterlibatan armada dan sopir taksi Express. Dia menduga kuat bahwa para pelaku memanfaatkan nama Express untuk melakukan aksi kejahatan. "Para pelaku ini memanfaatkan kebesaran nama Express untuk melakukan tindak kriminal," ujar Herwan, Kamis 4 Desember 2014.

Menurut dia, pihaknya kini terus berusaha mengungkap kasus ini karena secara tidak langsung nama taksi Express sangat dirugikan. "Masyarakat sudah sangat identik kalau taksi putih pasti Express, padahal tidak juga. Ini telah terjadi kriminalisasi taksi putih. Karena itu kami sangat dirugikan dan menjadi korban," tegas Herwan.

Hal senada juga diungkapkan Kabid Humas Polda Metro Kombes Pol Rikwanto. "Kami sudah cek ke pool nomor mobil itu. Bukan mobil taksi yang bersangkutan. Diduga ada modifikasi. Mobil sedan putih dimodifikasi mirip Express. Kita gunakan hasil olah TKP," kata Rikwanto, Rabu 3 Desember 2014. (Riz/Yus)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya