4 Trik Sukses Beri ASI Eksklusif Meski Bekerja

Air Susu Ibu (ASI) sudah diketahui oleh para ibu sebagai sumber makanan terbaik pada enam bulan pertama kehidupan bayi

oleh Benedikta Desideria diperbarui 08 Des 2014, 07:30 WIB
Untuk membantu para ibu yang mengalami kekurangan ASI, berikut tipsnya
Liputan6.com, Jakarta Air Susu Ibu (ASI) sudah diketahui oleh para ibu sebagai sumber makanan terbaik pada enam bulan pertama kehidupan bayi. Sayangnya, cuti melahirkan yang ada di Indonesia pada umumnya hanya berlangsung selama tiga bulan saja. Hal ini pun memunculkan keraguan bagi para ibu  kesuksesan memberikan ASI eksklusif enam bulan.
 
Eittsss... Para ibu tak perlu panik menghadapi hal tersebut. Ada triknya kok agar ibu bisa sukses memberikan ASI eksklusif meski kembali bekerja. Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), Mia Sutanto meyakinkan bahwa ibu bekerja yang berangkat pagi pulang sore masih bisa sukses memberikan ASI eksklusif pada sang bayi. Berikut trik ala AIMI seperti diutarakan Mia usai acara pembukaan Indonesia Maternity, Baby and Kids Expo di JCC, Jumat (5/12/2014).

Memerah ASI

 
1. Menabung ASI sedini mungkin
Pada bulan-bulan awal kelahiran bayi, kebutuhan ASI masih sedikit namun produksi ASI melimpah. Daripada ASI terbuang sia-sia lebih baik ASI diperah kemudian simpan. ASI yang disimpan secara benar di dalam freezer di bawah suhu minus 12 derajat Celcius bisa tahan 6-12.
 
"Saat ibu kembali bekerja, ASI bisa digunakan karena masih bagus untuk bayinya," ungkap Mia.

Hindari Stres

 
2. Beritahu pihak kantor akan memerah ASI saat bekerja
Sebelum cuti melahirkan, beritahu kepada pihak kantor bahwa akan memberikan ASI eksklusif untuk bayi. Lalu, cek juga ada atau tidak ruang khusus menyusui atau memerah ASI di kantor. Jika tidak ada minta HRD menyediakan.
 
"Menyediakan ruang menyusui itu kewajiban perusahaan. Jadi ketika karyawan perempuan meminta adanya ruang menyusui jagnan anggap minta diperlakukan spesial. Itu adalah hak perempuan," tegas Mia.

Konsumsi makanan bernutrisi

 
3. Hindari stres
"Saya tahu itu bukan hal yang mudah bagi ibu bekerja terhindar dari stres karena pasti ada banyak tekanan pekerjaan. Jika pun sulit untuk melakukannya, paling tidak tahu untuk melakukan stres manajamen," tutur Mia.
 
Kondisi stres pada seorang ibu yang menyusui akan sangat memengaruhi hormon oksitosin. Padahal hormon ini berpengaruh terhadap aliran ASI yang dikeluarkan ibu. Jika ibu stres, bisa jadi aliran ASI jadi tak lancar.
 
Para ibu bisa belajar tentang bagaimana mengatasi stres misalnya dengan mendengarkan musik, pijat, belajar teknik pernapasan hingga rileksasi.

 
4. Konsumsi makanan bernutrisi
Menurut Mia, ASI yang dihasilkan ibu merupakan sumber terbaik untuk sang bayi, meskipun makanan ibu tidak bernutrisi. Namun, ibu tetap harus mengonsumsi makanan kaya gizi agar kesehatan ibu terus terjaga diantara kesibukan antara bekerja, mengasuh bayi, dan rumah tangga.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya