Liputan6.com, Jakarta - Dua partai besar, Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengalami perpecahan, yang menyebabkan munculnya dualisme kepemimpinan di internal partai yang berdiri sejak Orde Baru itu.
Menanggapi kekisruhan tersebut, Wakil Sekjen Partai Gerindra Aryo PS Djojohadikusumo menilai hal tersebut menjadi bukti disiplin dalam partai politik perlu menjadi perhatian khusus.
"Disiplin dan taat terhadap partai penting. Itu harus jadi pendidikan politik bagi setiap orang dalam berorganisasi," ujar Aryo dalam keterengan tertulis yang diterima Liputan6.com, Minggu (7/12/2014).
Kemenakan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto itu mengatakan, sebagai kader partai mestinya harus menjunjung tinggi disiplin organisasi. Ia yakin, munculnya dualisme di dua partai tersebut karena kurangnya ketaatan aturan partai tersebut.
Menurut Aryo, jika ketua umum partai politik sudah memberikan arahan, maka seluruh kader politik harus menjalani kebijakan tersebut.
"Kita harus mengedepankan disiplin organisasi. Di Gerindra, Ketua Umum (Partai Gerindra) Prabowo sudah memberi arahan untuk itu, dan wajib dilaksanakan sampai ke bawah," ujar Ketua Tunas Indonesia Raya (Tidar) itu.
Sekolah Akademi Politik
Menurut Aryo, sebagai partai yang masih tergolong baru, Gerindra tidak ingin mengalami nasib seperti Partai Golkar dan PPP. Karena itu, melalui organisasi sayap yang ia pimpin, dirinya telah menggagas sekolah akademi politik.
Akademi ini didirikan untuk mendidik pengurus dan anggota Partai Gerindra, khusunya pendidikan politik yang baik dan sesuai aturan yang dianut partai yang berlambang Kepala Garuda itu.
"Bahwa banyaknya sejumlah sejumlah isu politik kekinian pun akan dibuat sebagai bahan kajian akademik nanti. Kami ingin terus mengedapankan disiplin dalam partai," ujar Aryo
Aryo mengatakan, dalam memperkuat disiplin partai yang harus dilakukan adalah menjaga stabilitas politik dan sosial. "Pak Prabowo yang selalu mengedepankan disiplin berorganisasi," kata dia.
Disiplin dalam berorganisasi, menurut Aryo, penting untuk menjaga stabilitas di internal partai. Termasuk untuk menjaga agar tidak timbul benih perpecahan di partai yang belakangan ini kerap terjadi, baik di daerah maupun di tingkat pusat.
"Karena banyak perpecahan (partai) karena disiplin tidak dipegang. Selain itu, kami ingin kader Tidar bisa berbicara banyak di dunia politik nasional," ujar dia.
Aryo mengklaim, selama ini organisasi yang ia pimpin mampu mencetak politisi muda. Buktinya, telah ada 12 kader Tidar yang berhasil duduk di DPR RI. Salah satunya menjadi anggota DPR RI termuda periode 2014-2019 yaitu Ade Rizki.
"Ade Rizki di DPR menjadi yang termuda. Itu bukti kita mampu mencetak kader politik muda yang mumpuni, dan tentunya taat kepada partai," ujar Aryo.
Belakangan ini, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengalami perpecahan internal jelang Pilpres 2014. Meski sempat islah atau perdamaian, namun perpecahan atau dualisme kepemimpinan internal kembali terjadi.
Advertisement
Begitu juga dengan Partai Golkar, menjelang Munas IX partai tertua di Indonesia itu terjadi perpecahan internal. Kubu Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical menggelar munas di Nusa Dua, Bali pekan lalu. Sementara kubu Agung Laksono Cs menggelar munas di Ancol, Jakarta Utara pada 6-7 Desember. (Rmn)
Baca Juga