Liputan6.com, Semarang - Kenaikan BI Rate/suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) berimbas langsung terhadap penyaluran kredit bank. Hal itu dilihat dari survei Bank Indonesia (BI) yang menunjukkan pelaku industri bank menurunkan ekspektasi penyaluran kredit pada triwulan IV 2014.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kantor Wilayah V Jateng-DIY, Marlison Hakim menyebutkan, survei kepada perbankan mengonfirmasikan sebagian besar responden, yaitu 59,1 persen untuk menurunkan ekspektasi penyaluran kredit.
"Hasil survei itu mengekspektasikan penyaluran kredit meningkat sebesar 22,2 persen. Angka tersebut, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan penyaluran kredit triwulan sebelumnya, yaitu 23,3 persen," kata Marlison, Senin (8/12/2014).
Advertisement
Ekspektasi terhadap kondisi perekonomian Jawa Tengah pada triwulan ini, mengindikasikan kenaikan BI rate dan risiko penyaluran kredit akan berpengaruh terhadap kinerja bank umum untuk menetapkan target penyaluran kredit.
"Kebijakan penyaluran kredit baru triwulan ini diarahkan pada kredit modal kerja, kredit konsumsi, dan kredit investasi dengan pangsa penyaluran kredit sebesar 78,4 persen, 16,2 persen, dan 5,4 persen," kata Marlison.
Dari survei itu pula terlihat di tengah ketatnya persaingan usaha dan kondisi perekonomian yang belum sepenuhnya pulih, bank umum cenderung menyalurkan kredit dengan jangka waktu pendek.
"Hal ini dikarenakan secara umum kredit jangka pendek memiliki risiko yang relatif rendah, salah satunya risiko kredit macet," kata Marlison. (Edhie P/Ahm)