Produksi Lokal Mahal, Kadin Pilih Impor 500 Kapal China

Alasan para pengusaha melakukan pengadaan kapal dari China karena biaya produksi kapal di dalam negeri masih tinggi

oleh Septian Deny diperbarui 09 Des 2014, 11:00 WIB
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam mendukung visi misi pemerintah memperkuat sektor maritim dan meningkatkan efisiensi logistik di dalam negeri, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berencana melakukan pengadaan 500 kapal hingga 2019.

Wakil Ketua Umum Kadin bidang Teknologi, Informasi, dan Telekomunikasi Didie Soewondho mengatakan untuk merealisasikan hal ini, Kadin telah melakukan kerja sama dengan China dalam pengadaan kapal tersebut.

"Akan ada investor China yang akan membantu. Total nilainya US$ 5,5 miliar," ujarnya seperti dikutip Selasa (9/12/2014).

Alasan para pengusaha melakukan pengadaan kapal dari China karena biaya produksi kapal di dalam negeri masih tinggi sehingga harga jualnya lebih mahal.

"Mungkin karena bea masuk komponennya mahal (untuk produksi di dalam negeri). Kita mengharapkan adanya dialog dengan pemerintah masalah pembebasan bea komponen kapal ini. Tapi kalau tetap kayak gini kita akan impor terus," jelasnya.

Didie mengungkapkan, kebutuhan akan kapal di Indonesia sangat besar. Kapal yang akan didatangkan nantinya beragam seperti kapal tanker maupun kargo dengan kapasitas mulai dari 3.500 GT-5.000 GT.

"Nanti akan ada tol laut dari Belawan ke Kuala Tanjung kemudian ke Dumai, Tanjung Api-api, Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Sorong. Ini kapal besar jadinya bolak-balik. Dan berfungsi sebagai feeder," lanjut dia.

Kapal-kapal tersebut nantinya akan beroperasi bolak-balik dengan membawa muatan sehingga diharapkan dapat menekan biaya logistik hingga 15 persen. Saat ini biaya logistik di Indonesia sekitar 27 persen.

"Kalau bisa menyamai rata-rata ASEAN 11 persen-12 persen, itu lebih baik. Jadi harga barang-barang di daerah tidak terlalu berbeda jauh dengan harga di Jakarta," katanya.

Selama ini kapasitas angkut kapal kargo di Indonesia tidak maksimal, yaitu hanya sekitar 50 persen sehingga menyebabkan biaya logistik yang mahal.

"Karena kapal ini berjadwal, jadi semua orang bisa naikkin barangnya ke kapal itu. Ada pendapatannya jadi cost-nya murah," tandasnya.(Dny/Nrm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya