Chef Lucky, Bicara Jajanan Pinggir Jalan & Olah Sayap Ayam

Diwawancara Liputan6.com, Chef Lucky beberkan rencannya terkait jajanan pinggir jalan dan sayap ayam.

oleh Bio In God Bless diperbarui 10 Des 2014, 08:35 WIB

Liputan6.com, Jakarta Tubuhnya terbilang cukup tambun. Wajar kalau banyak yang mengira bahwa dirinya suka makan. Namun jangan terjebak dengan sterotype bahwa penyuka makan itu tak sensitif rasa. “Makanan buatan orang lain belum tentu 100 persen cocok dengan selera kita. Dengan memasak, kita bisa membuat masakan yang 100 persen cocok dengan selera sendiri,” jelas Chef Lucky Andreono saat berbincang dengan Liputan6.com pada Senin (8/12/2014).

Berawal dari seporsi telur orak-arik bersaus tomat dan sambal yang dibuatnya semasa kelas 3 SD, perjalanan racik menu dari pria kelahiran tahun 1980 ini menghantarkannya sebagai juara pertama di program MasterChef Indonesia edisi perdana pada tahun 2011. Di tahun yang sama, ia membuka Lucky Grilled Ribs, sebuah restoran dengan menu unggulan Iga Bakar.

Chef yang kecintannya pada seni cipta rasa tumbuh sejak masa kecil atas pengaruh kesukaan neneknya memasak ini mengaku bahwa masakan Thailand adalah jenis masakan yang paling suka dimasaknya. “Di satu masakan thailand, ada semua rasa. Ada pedas, manis, asam, gurih. Tantangan memasak kuliner Thailand itu adalah menemukan komposisi rasa yang tepat dari semua itu,” terang Chef Lucky mengenai alasannya suka memasak menu-menu Thailand.

Foto dok. Liputan6.com

Dua menu Thailand disebutnya sebagai menu favorit, yaitu Yam Neua (Thai Beef Salad) dan Tom Kha Gai. “Thai Beef Salad berisi macam-macam sayur, seperti pepaya muda, timun, dan juga ada sliced beef setengah matang. Di sausnya ada rasa asam dan pedas. Kalau Tpm Kha Gai itu sop ayam dengan santan,” jelasnya tentang kedua menu itu.


Chef Lucky Bicara Street Food

Chef Lucky Bicara Street Food

Kunjungan Chef Lucky ke markas Liputan6.com bukan dengan tangan kosong. Ada 3 resep yang dibagikannya. Mengenakan baju masak warna biru, Chef Lucky beraksi di samping jendela yang memperlihatkan pemandangan Jakarta dari lantai 14. Baginya, memasak merupakan sebuah dunia yang mencerap dirinya sendiri.

Kini Chef Lucky tengah mengurus peluncuran buku karyanya yang rencananya akan dilakukan pada kuartal pertama tahun 2015. “Bukunya berjudul Jakarta Street Food. Penerbitnya adalah penerbit Singapura tapi bukunya akan tersedia di Jakarta. Launching-nya pun akan dilakukan di Jakarta,” jelas penulis buku berbahasa Inggris mengenai jajanan pinggir jalan kota Jakarta itu.

Seperti diterangkannya, buku berisi resep, alamat tempat makan kaki lima, dan review tempat makan itu ditujukan untuk wisatawan asing yang melancong ke Jakarta. Buku ini merupakan bagian dari seri Street Food kota-kota di berbagai negara. “Untuk Jakarta, saya yang dipilih oleh penerbitnya untuk menulis buku tersebut,” kata Chef Lucky.

Foto dok. Liputan6.com

Bicara tentang jajanan pinggir jalan di Jakarta, Chef Lucky menilai bahwa street food Jakarta bisa memajukan bidang wisata kuliner Indonesia. Perhatian pihak pemerintah menurutnya sangat dibutuhkan. Kebersihan jajanan kaki lima di Jakarta harus dibahas. `Jakarta adalah melting pot. Makanan dari sabang sampai Merauke ada di Jakarta. Dengan pengelolaan street food yang baik, berbagai jenis kuliner Indonesia bisa dieksplorasi oleh wisatawan mancanegara.”

Sambungnya, “Sehingga saat berkunjung ke Indonesia, pelancong asing tidak melulu dikenalkan dengan rendang atau nasi goreng tapi berbagai jajanan tradisional pinggir jalan lain tanpa takut sakit perut. Sayang kalau wisatawan merasakan street food di mall karena feel-nya beda”.


Jadi Konsultan Resto, Olah Sayap Ayam, dan Ikut Kompetisi Lagi

Jadi Konsultan Resto, Olah Sayap Ayam, dan Ikut Kompetisi Lagi

Di samping mengurus peluncuran buku, hari-hari Chef Lucky juga diisi dengan pekerjaan menjadi konsultan untuk beberapa restoran baru. Hal ini meliputi sharing resep masakan hingga training masak. Salah satu restoran yang ditanganinya adalah restoran Two Stories di kawasan Bogor.

Untuk urusan restoran miliknya sendiri, Chef Lucky mengatakan akan banyak mengikuti bazaar kuliner. “Di bazaar, saya berhadapan langsung dengan konsumen dan mendapat feedback langsung dari mereka. Ini merupakan satu keuntungan tersendiri dari mengikuti bazaar”.

Beberapa rencana lain juga sudah dipersiapkan oleh Chef Lucky. Pada awal tahun 2015, ia akan merilis sebuah brand chicken wing. Yang menarik dari produk chicken wing keluaran Chef Lucky ini adalah bahwa produk itu merupakan chicken wing ala Indonesia alias berbumbu rempah Indonesia.

Foto dok. Liputan6.com

Sebuah kompetisi kuliner internasional menjadi sasarannya di waktu mendatang. Kompetisi itu adalah World Barbecue Championship. Rencananya, Chef Lucky akan ikut kompetisi itu bersama beberapa Chef muda dari daerah-daerah di Indonesia.

Berbagi pandangan tentang kuliner Indonesia, Chef Lucky menyebut bahwa kekuatan dari masakan Indonesia adalah rempah-rempahnya. Oleh karena itu eksplorasi kreasi dari hal itulah yang harus ditonjolkan dari kuliner Indonesia. Chef Lucky yakin bahwa ciri khas masakan Indonesia bisa seterkenal masakan Prancis atau Jepang.

“Saat ini para senior chef tengah menggarap buku 30 masakan tradisional Indonesia bekerjasama dengan departemen pariwisata untuk memperkenalkan masakan Indonesia ke dunia internasional. Semoga visi dan misi para senior chef dalam membuat buku itu tercapai,” pungkasnya.

Foto dok. Liputan6.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya