Liputan6.com, Jakarta - Meskipun baru menjalankan tugas beberapa minggu, Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas (migas) telah mendapat beberapa kesimpulan sementara mengenai pengelolaan migas di Indonesia. Salah satunya adalah mengenai rumus harga BBM subsidi yang sudah tidak sesuai dengan keadaan saat ini.
Ketua Tim Reformasi tata Kelola Migas, Faisal Basri menjelaskan, patokan rumus yang digunakan oleh pemerintah yang kemudian dieksekusi oleh PT Pertamina Tbk (Persero) dibuat pada tahun 2007 lalu.
Dia pun menjelaskan keadaan sektor migas di tahun itu. Tujuh tahun lalu, impor BBM yang dilakukan oleh Pertamina di kisaran 30 persen terhadap total konsumsi. Selain itu, harga minyak mentah saat itu juga masih di kisaran US$ 50 per barel.
Keadaan di tahun 2007 tersebut sudah berbeda dengan saat ini. "Sekarang kebalikannya, Indonesia impornya sampai 70 persen, sedangkan harga minyak juga sudah naik," tuturnya seperti dikutip, Selasa 9/12/2014).
Oleh karena, tim dalam waktu dekat ini berencana untuk memberikan rekomendasi kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk meniadakan rumus patokan harga tersebut.
Selain itu, perhitungan harga patokan tersebut juga cukup rumit. Pasalnya saat itu pemerintah membuat patokan sendiri untuk Ron 88 yang tidak ada di pasaran. "Patokan harga yang ada itu untuk Ron 92. Jadi untuk Ron 88, pemerintah membuat hitungan sendiri," jelas Faisal.
Patokan tersebut berupa harga Ron 92 dengan porsi sebesar 87,07 persen ditambah dengan Naphtha dengan porsi sebesar 12,93 persen ditambah dengan US$ 0,5 sebagai biaya mencampur. Selain itu, masih ada beberapa komponen lainnya yang cukup rumit.
"Jadi sebaiknya yang ribet disederhanakan, yang ketinggalan jaman diperbaharui," pungkasnya. (Gdn/Ndw)
Tim Reformasi Migas: Rumus Hitung Harga BBM Subsidi Sudah Kuno
"Jadi sebaiknya yang ribet disederhanakan, yang ketinggalan jaman diperbaharui," kata Faisal Basri.
diperbarui 09 Des 2014, 14:35 WIBKebijakan ini dilatarbelakangi turunnya kuota subsidi BBM di APBN-P 2014 dari 48 juta kiloliter menjadi 46 juta kiloliter, Senin (4/8/14). (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Apa Itu Spesimen Tanda Tangan: Pengertian, Fungsi, dan Cara Membuatnya
Cara Menaikkan Hb dengan Cepat, Berikut Hal yang Bisa Dilakukan
Bermain di Anfield, Liverpool Permalukan Juara Bertahan Liga Champions Real Madrid
Cara Menghilangkan Jamur di Baju dengan Ampuh, Ketahui Penyebabnya
Cara Menghilangkan Jerawat di Pipi, Berikut Panduan Lengkapnya yang Efektif
Boneka Hello Kitty Raksasa Sambut Pengunjung Bandara Changi Singapura Jelang Libur Akhir Tahun
Klasemen Liga Champions 2024/2025: Liverpool Gusur Inter Milan di Puncak, Real Madrid Terancam
Tak Harus Tunggu Waktu Mustajab, Ini Cara Doa Cepat Dikabulkan dari Buya Arrazy Hasyim
Harga Emas Naik dari Level Terendah Lebih dari Seminggu
Cara Membuat Ketoprak Jakarta yang Lezat dan Autentik, Simak Selengkapnya
200+ Quote Kebersamaan Keluarga yang Menyentuh Hati
Cara Membuat Kue Apem, Resep Tradisional yang Lezat dan Mudah