Kenaikan Harga BBM Tak Surutkan Niat Wisatawan Datang ke NTB

Kenaikan harga BBM berseubsidi berpengaruh pada biaya operasional kapal.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 10 Des 2014, 11:14 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi tidak menyurutkan minat wisatawan untuk mengunjungi Gili Trawangan, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Seorang wisatawan asal Klaten Jawa Tengah, Wijayanto (28) mengungkapkan, dirinya memang sudah niat berwisata ke pulau yang juga diminati oleh wisatawan manca negara tersebut, kenaikan BBM bersubsidi tidak menghalangi niatnya.

"Sudah dari awal memang mau berlibur di sini," kata pria yang berprofesi sebagai pengusaha tersebut, saat menikmati panasnya Gili Trawangan, seperti ditulis Rabu (10/12/2014).

Foto dok. Liputan6.com


Pemandu wisata dan penyedia jasa penyeberangan dari Lombok ke Gili Trawangan, Maulana (38) membenarkan hal tersebut. Jumlah wisatawan yang mendatangi Gili trawangan tidak surut meski harga BBM bersubsidi naik dan berdampak pada kenaikan biaya akomodasi.

Bahkan dirinya memperkirakan, wisatawan yang berkunjung ke tiga pulau tujuan wisata di Lombok yaitu Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno, akan meningkat sebentar lagi karena adanya musim liburan anak sekolah.

"Masih ramai, apalagi sebentar lagi musim liburan," tuturnya.

Menurutnya, kenaikan harga BBM subsidi berpengaruh pada biaya operasional kapal, untuk keliling tiga pulau yaitu Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno biasanya menghabiskan 30 liter BBM dengan biaya Rp 250 ribu , pasca kenaikan harga menjadi Rp 300 ribu.

"Penyesuaian harga berpengaruh bisa kami beli satu 30 liter Rp 250 ribu, sekarang Rp 300 ribu. 30 liter satu hari cukup," ungkapnya.

Dengan begitu, pihaknya pun ikut melakukan penyesuaian tarif penyewaan kapal. "Kami naikan sewajarnya sajalah. 10 persen dari biasa Rp 1,5 juta keliling tiga gili," paparnya.

Ia mengungkapkan, meski harga naik pasokan BBM di wilayah tersebut terbilang aman. Saat menjelang atau pasca kenaikan harga pun wilayah tersebut tidak terdapat antrian di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) atau kerusuhan.

"Tidak ada, sampai rush, saya malah ridak tahu ada kenaikan. Kebanyakan (menerima), butuh pasti beli. Kalau beleh jujur nggak terima habis mau gimana lagi," pungkasnya. (Pew/Gdn)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya