Liputan6.com, Jakarta Kodok berwarna hijau yang memakai kecamata dan tersenyum merajalela di Display Picture (DP) pengguna BBM di Indonesia. Tren ini seringkali disebut dengan fenomena `Kodok Ijo`.
Bukan sembarang mengganti DP, ternyata Kodok Ijo ini merupakan hukuman bagi orang yang gagal menjawab sebuah teka-teki. Alih-alih salah menjawab, DP BBM pun harus diubah dengan gambar Kodok Ijo selama 24 jam.
"Ada seekor kodok ijo yang masih tidur pas jam 7 pagi, eh ada yang ngetok pintu kamar-nya sebanyak 7 kali. Dan Tadaa! Itu temen si kodok yang mau buatin surprise sarapan pagi berupa beberapa kotak-kotak kado berisi makanan-makanan kesukaan si kodok. Tujuannya sih mau makan bareng gitu. Di sana ada nuttela, keju, cokelat, roti dan nasi goreng, susu, dan lalat hidup. Menurut kamu, apa yang harus di buka duluan oleh si kodok?" inilah bunyi pertanyaan dari fenomena si Kodok Ijo.
Fenomena viral marketing seperti ini tak hanya sekali atau dua digalakkan. Masih ingat dengan Fenomena `Ice Bucket Challenge` atau `I Like Dangdut`?
Ya, fenomena `Ice Bucket Challenge` menantang seseorang agar memilih menyumbangkan sejumlah uang untuk bantuan kemanusiaan atau bermandi batu es ini sempat mewabah dunia beberapa waktu lalu.
Kalah mau ketinggalan dengan selebriti dunia, para selebriti Tanah Air pun tak mau ketinggalan dengan fenomena ini. Salah satunya adalah Fitri Tropica. Ia bahkan melakukan Ice Bucket Challenge saat siraman jelang pernikahannya.
Kemudian, fenomena yang diusung dari INDOSIAR dan SCTV atau yang sering kita dengar dengan `I Like Dangdut` pun sempat menyerang masyarakat Indonesia. Konsep yang hampir mirip dengan fenomena `Ice Bucket Challenge`, yaitu ditantang, memilih berjoget atau menyumbang dana, dan menantang kembali.
Lantas, sebenarnya apa yang terjadi hingga bisa terbentuk sebuah fenomena seperti hal tersebut? Jawaban adalah rasa ingin ikutserta dan gengsi. Untuk beberapa orang yang berkomentar negatif, mungkin saat ditantang mereka hanya sekedar mendengarkan atau langsung membayar sejumlah uang tersebut.
Untuk yang berkomentar positif, ya mereka hanya melakukan hal tersebut dengan alasan untuk fun. Bisa juga, karena mereka merasa gengsi untuk `kalah` atau `jika tidak melakukan, seakan tidak ada orang yang ingin menantang mereka`.
Lantas, bagaimanakah pendapat Anda menanggapi tren fenomena `Kodok Ijo` yang sedang marak ini?
Advertisement