Liputan6.com, Jakarta Thor Bjorgolfsson, miliarder pertama Islandia, baru saja meluncurkan autobiografinya pada Selasa 9 Desember 2014 di London. Buku autobiografi ini diberi judul Billions to Bust-and Back.
Mengutip Forbes yang dikutip Minggu (14/12/2014), pemilihan judul tersebut bukan tanpa alasan. Peristiwa tahun 2007 yang menimpanya adalah alasan dia membuat buku dengan judul tersebut.
Advertisement
Pada 2007, Bjorgolfsson adalah orang terkaya ke-249 di dunia, tetapi krisis keuangan global membuatnya bangkrut karena kehilangan 99 persen kekayaannya.
Saat krisis keuangan global akhirnya melanda Islandia pada tahun tersebut, Bjorgolfsson adalah salah satu orang yang dianggap menyebabkan krisis karena tindakan yang dilakukannya. Alhasil, dirinya sempat mendapatkan teror seperti rumahnya yang di cat dan bahkan di bom oleh orang tidak dikenal.
Secara garis besar, buku ini lebih banyak berisi tentang refleksi diri penulis dan usaha-usaha yang dilakukannya pasca bangkrut akibat krisis keuangan global.
Pasca krisis, miliarder ini menanamkan saham hampir 2 persen pada industri pembuatan obat generik, Actavis. Selain Actavis, dirinya juga menanamkan saham ke perusahaan telekomunikasi Polandia, Play. Dua keputusan inilah yag menentukan perjalanan bisnis Bjorgolfsson.
Diketahui, bukan hanya miliarder Bjorgolfsson saja yang pernah mengalami hal yang sama. Kakek dan ayahnya juga pernah merasakan hal yang serupa. Kakeknya, salah satu pengusaha pertama Islandia, juga pernah bangkrut dua kali dan kemudian berhasil bangkit. Sedangkan ayahnya, diketahui terbukti bersalah untuk kasus penggelapan dan penipuan. (Rio A/Ahm)
Baca Juga