Liputan6.com, Jakarta - Rencana Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan untuk merevisi tata cara berdoa di awal dan akhir aktivitas belajar-mengajar di sekolah mendapatkan protes dari ulama Yusuf Mansur. Wacana itu sebelumnya terbit lantaran praktik agama di sekolah negeri selama ini dinilai dijalankan sesuai dengan yang mayoritas.
Pasca-protes tersebut, Yusuf Mansur dan Anies pun terlibat perbincangan panjang lebar terkait hal ini. Dalam akun Twitter-nya ustaz yang karib disapa YM itu bercerita soal isi perbincangannya dengan sang menteri pada pukul 23.30 WIB, Selasa 9 Desember 2014 kemarin.
"Intinya, menurut Pak Anies, berita itu nggak benar. Saya di awal kali dengar suara beliau, dah minta maaf duluan. Tapi banyak hikmahnya," tulis Yusuf Mansur lewat akun Twitter-nya yang dikutip Liputan6.com, Rabu (10/12/2014).
"Sekolah-sekolah masih aman, bila mau menjalankan kegiatan doa dulu untuk membuka dan menutup kegiatan belajar-mengajar. Silakan. Malahan tetep didorong," kata dia.
Tabayyun
Dalam kicauannya itu, Yusuf Mansur pun mengimbau kepada siapapun untuk tak terlalu responsif terhadap segala sesuatu. Menurut dia, sebelum menanggapi sebaiknya melakukan tabayyun terlebih dahulu. Bukannya asal bicara dan terpancing emosi.
Advertisement
Tabayyun, kata dia, yakni mencari tahu kebenaran langsung dari sumbernya. Seperti yang dilakukannya saat menghubungi Anies.
"#doa 38. oh ya, semuanya tetap harus bersyukur ya. Soal tatib buka-tutup (doa di sekolah) ini, nggak ada. Jika ada, ya bersuara lagi. Tapi tabayyun dulu, he he he," kicau Yusuf Mansur.
Selanjutnya: Kata Anies...
Kata Anies
Kata Anies
Sementara itu, Menteri Anies Baswedan juga sudah membantah bakal meluncurkan tata tertib soal penggunaan doa sebelum dan sesudah di sekolah. Seperti dikutip dari laman Kemdiknas.go.id, mantan Rektor Universitas Paramadina itu mengaku mendukung kegiatan sekolah dimulai dengan membaca doa dan ditutup juga dengan doa.
"Adapun isi doa sedang kami konsultasikan kepada Kementerian Agama. Kami sedang menunggu tindak lanjut dan rekomendasi dari Kementerian Agama," ujar Anies.
"Tidak benar mau melarang. Ini lagi fokus Kurikulum 2013, kok malah dikatakan menghapus doa di sekolah. Masa saya melarang doa. Ada-ada aja," tandas Anies. (Mut)
Advertisement