JK: Wacana Tatib Doa Menteri Anies Mungkin Salah Pengertian Saja

JK turut mengomentari wacana revisi tatib berdoa pada awal dan akhir aktivitas belajar di sekolah yang telah dibantah Anies Baswedan.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 10 Des 2014, 19:11 WIB
Jusuf Kalla atau JK

Liputan6.com, Jakarta - Protes membanjiri wacana revisi tata cara berdoa pada awal dan akhir aktivitas belajar-mengajar di sekolah yang dikabarkan ingin dilakukan Menteri Anies Baswedan. Hal ini pun mendapatkan perhatian dari Wapres Jusuf Kalla atau JK.

Menurut JK, hal itu hanya salah paham belaka. "Ya saya kira mungkin ada terjadi salah pengertian di sini. Maksudnya baik, mungkin salah pengertian saja," kata JK di kantor Wapres, Jakarta, Rabu (10/12/2014).

Dengan tanpa mengurangi rasa hormat, JK mengatakan, sebaiknya berdoa dengan kepercayaan mayoritas.

"Kalau lebih banyak di situ mayoritas Islam, ya doa Islam. Kalau di Manado tentunya mungkin Kristen. Semua doa baik, ya tergantung wilayah," ucap JK.

Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan pun membantah telah membatasi murid di sekolah untuk berdoa. Dia juga meluruskan beberapa argumen mengenai rencana evaluasi tata cara berdoa di sekolah.

Dia mengaku, justru ingin mewacanakan agar anak-anak sekolah di dalam negeri dididik untuk lebih religius. Antara lain dengan membuka dan menutup proses belajar mengajar dalam doa.

"Kita menganjurkan agar sekolah itu dimulai dengan doa diakhiri dengan doa. Ini baru wacana, dan kita ingin ini didorong," tandas Anies‎. (Ndy/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya