Premium Masih Disubsidi, Tapi Cuma Rp 165 per Liter

Dengan turunnya harganya minyak dunia, harga keekonomian BBM jenis premium kini dipatok Rp 8.665 per liter.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 11 Des 2014, 12:26 WIB
BBM naik, SPBU diserbu. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi masih lebih rendah dari harga keekonomiannya meski harga minyak dunia anjlok hingga menyentuh US$ 61 per barel.

Sekretaris Jenderal Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Teguh Pamudji mengatakan, meski harga minya dunia terus merosot tetapi kurs dolar masih bertengger di angka Rp 12 ribu per US$, karena itu harga BBM bersubsidi masih di bawah harga keekonomian.

"BBM bersubsidi masih di bawah harga keekonomian," kata Teguh di Jakarta, Kamis (11/12/2014).

Dengan turunnya harganya minyak dunia, harga keekonomian BBM jenis premium kini dipatok Rp 8.665 per liter. Dengan begitu, pemerintah memberi subsidi Rp 165 per liter karena harga premium kini dibanderol menjadi Rp 8.500.

"Yang saya tahu premium Rp 8.665, atau 60-70 persen dari kurs Rp 12.300 per US$," tuturnya.

Meski harga minyak dunia turun, pemerintah menegaskan tak mengambil keuntungan sepeser pun dari kenaikan harga BBM subsidi di tengah harga minyak dunia melemah.

"Intinya pemerintah nggak akan mengambil marjin atau untung dari ini karena minyak menyangkut hajat hidup rakyat," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil.

Namun, kata dia, pemerintah juga harus menyehatkan fiskal Indonesia akibat pembengkakan anggaran subsidi. Jika dikurangi dan dialihkan ke sektor produktif, maka akan memberi dampak besar terhadap perekonomian.

"Subsidi yang besar jangan jadi beban dan harus lebih produktif. Jadi kebijakan ini yang akan kita ambil dengan melihat harga minyak dunia," tegasnya. (Pew/Ndw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya