Liputan6.com, Jakarta Ada yang bertanya, darimana kita mengetahui kaitan antara peristiwa di Kehidupan lampau dengan kehidupan kita yang sekarang dalam PLR? Apakah informasi yang disampaikan oleh klien cukup akurat, ataukah itu hanya imaginasi belaka?
Dalam diri setiap orang ada yang namanya “Wisdom” atau “kebijaksanaan”. Hakikatnya kebijaksanaan itu adalah “dirinya sendiri yang agung”. Setiap orang bisa menyebut kebijaksanaan itu sebagai “apapun’ yang sifatnya personal sesuai keinginan masing-masing orang mau menyebutnya. Secara umum orang bisa mengatakan itu sebagai “hati nurani”.
Advertisement
Bahkan secara rohani, kebijaksanaan itu adalah “Ruh Suci” yang diberikan kepada manusia oleh Tuhan yang menjadi pembimbing agar manusia bisa memikirkan, mempertimbangkan dan mengambil keputusan serta tindakan yang benar. Inilah sisi istimewa dari manusia yang tidak bisa ditembus oleh kekuatan jahat apapun. Kalau ada yang mengatakan manusia adalah “citra Tuhan”, pusat citranya ini ada di kebijaksanaannya ini. Hanya saja, kebijaksanaan ini bisa diakses oleh manusia jika manusia masuk dalam keheningan atau dalam hipnoterapi masuk dalam somnambulism, di gelombang otak Teta.
Uniknya, dalam PLR ditemukan kenyataan bahwa Sang Bijaksana yang ada dalam diri kita ternyata adalah kebijaksanaan yang sama dengan diri kita yang sekarang. Sang bijaksana inilah dalam proses hipnoterapi yang memberI banyak informasi tentang jatidiri seseorang di kehidupan masa lalunya dan kaitan dengan kehidupannya sekarang.
Contoh: “ketika seseorang sedang mengakses dirinya di kehidupan lampaunya, mungkin ia lupa namanya, atau konteks peristiwanya. Sang Bijaksananyalah yang bisa memberi informasi.” Inilah satu kunci dari keberhasilan PLR. Yaitu kemampuan untuk mengakses diri bijaksana seseorang. Kenyataan bahwa Sang Bijaksana di kehidupan lampau dan kehidupan kini ternyata adalah kebijaksanaan yang sama membuat kita bisa menyelidiki bahwa ternyata jiwa tidak pernah mati dan memori yang dibawa bersamanya tetaplah melekat. Dari Sang Bijaksananya inilah seseorang dapat melihat dengan bijak problem hidupnya dan mempunyai sikap yang tepat dalam menyikapi problem hidupnya itu. Sikap inilah yang seringkali justeru membawa daya penyembuh.
Jadi, apakah PLR hanyalah proses imaginative belaka? Seorang hipnoterapis professional sangat paham ketika seseorang masuk di gelombang otak Teta yang memungkinkan ia mengakses pikiran bawah sadar dan pikiran tidak sadarnya, apa yang terjadi di sana ialah kejujuran. Hanya pikiran sadar yang bisa memanipulasi pikiran dan memunculkan imaginasi rekaan karena kemampuan saring dan seleksinya. Itu sebabnya, dalam proses PLR seseorang harus tetap dalam kedalaman relaksasi di gelombang otak Teta. Seorang hipnoterapis memahami hal ini dan akan tetap menjaga klien di kedalaman somnambulism dalam proses PLR-nya.
Heri Siswanto Cht. CI
Hipnoterapis klinis