Liputan6.com, Jakarta Setiap orang yang cinta dengan budaya Indonesia tentu akan mendukung upaya-upaya untuk mempromosikan produk-produk khas Nusantara. Namun, berapa banyak di antaranya yang bisa melihat lebih rinci tentang apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses promosi tersebut?
Tak jarang pengrajin mengalami kesulitan untuk memamerkan karya-karya etnik dari berbagai daerah. Biaya sewa bilik yang mahal dalam sebuah pameran menjadi satu contoh kendala yang dihadapi. Adalah organisasi Pesona Ragam Etnik Nusantara (Pernik Nusantara) yang menaruh kepedulian pada persoalan semacam itu.
Advertisement
Kepedulian tersebut terwujud pada pameran produk-produk kerajinan Indonesia yang digelar sejak 29 April 2015 hingga 3 Mei 2015 di restoran Rarampa yang berada di bilangan Kebayoran Baru. Di pameran itu, berbagai produk mulai dari kain tradisional seperti batik, songket, dan kain tradisional lainnya, juga kerajinan-kerajinan lain berupa tas dan aksesori ditampilkan oleh 20 pengrajin yang berasal dari macam-macam daerah, yakni Garut, Sukabumi, Padang, Makasar, dan lain sebagainya.
“Banyak pengrajin Nusantara yang karya-karyanya bagus tapi tak berkesempatan untuk bisa tampil dalam pameran karena berbagai alasan. Misalnya karena biaya sewa booth yang mahal. Pernik Nusantara ini merupakan wadah yang dibentuk untuk memediasi pengrajin-pengrajin tersebut dengan para pembeli secara bergantian per wilayah,” ucap Coreta Kapoyos selaku Ketua Umum Pernik Nusantara pada penutupan pameran, Minggu (3/5/2015).
Gerak tari Lenggang Nyai menjadi suguhan pembuka dari acara penutupan pameran Pernik Nusantara. Usai Coreta Kapoyos memberi beberapa patah kata berisi misi organisasi tersebut dalam memfasilitasi terutamanya pengrajin kecil untuk memperlihatkan kreativitasnya, sesi peragaan busana dan tas hadir sebagai sajian utama acara itu.
Batik Garut, Batik Indramayu, Batik Bali, dan lainnya berpadu cantik dengan kalung-kalung etnik yang dikenakan. Menyusul kemudian adalah parade tas berbahan kain tradisional dari label Clo by Coreta Indonesia, Lungsin, dan beberapa label lainnya. Rangkaian Batik Minahasa dari Yayasan Torang Samua Basudara menjadi penghujung dari peragaan ini.
Pernik Nusantara sebagai sebuah organisasi secara resmi menyatakan kehadirannya pada hari pertama pameran, Rabu (29/4/2015) yang dibuka oleh Triawan Munaf selaku Kepala Badan Ekonomi Kreatif. Disampaikan oleh Coreta Kapoyos yang juga merupakan istri dari Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Polri, Komjen Pol. Putut Eko Bayu Seno, bahwa ke depannya Pernik Nusantara akan berencana untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak termasuk dengan unsur-unsur pemerintah seperti Badan Ekonomi Kreatif.
Diharapkan bahwa pameran Pernik Nusantara akan diadakan secara berkala setiap tahun dengan cakupan peserta yang lebih banyak. Dikatakan oleh Coreta Kapoyos bahwa hingga saat ini sudah hampir 100 pengrajin kecil yang akan bergabung dengan organisasi bentukan wanita-wanita peduli budaya tradisional Indonesia seperti, Coreta Kapoyos (Yayasan Torang Samua Basudara), Sendy Yusuf (Yayasan Batik Jawa Barat), Anita Rusdi (Cita Tenun Indonesia), Liestyana Gusman, Rosa Rai Djalal, Inggrid Kansil, dan lainnya. (bio/ret)