Istana Mewah Para Diktator Dunia

Mereka hidup mewah di atas kesengsaraan rakyat sendiri.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 12 Des 2014, 08:05 WIB
Mereka hidup mewah di atas kesengsaraan rakyat sendiri.

Citizen6, Jakarta Diktator diidentikan dengan pemerintahan bertangan besi. Seringkali nasib para penguasa ini berakhir tragis. Tewas dibunuh atau terusir secara menyakitkan dari negaranya sendiri. Namun meski berakhir tragis, hidup mereka sebenarnya diliputi kemewahan. Berikut beberapa diktator yang hidup mewah di istana mereka.


Robert Mugabe

1. Robert Mugabe, Presiden Zimbabwe

Saat Robert Mugabe kalah dalam pemilu, ia menolak menyerahkan kekuasaan kepada lawan politiknya. Inflasi tahunan di Zimbabwe mencapai 231.000.000.000%. Kondisi ricuh diperparah dengan wabah kolera yang menelan ribuan nyawa rakyat.

Meski begitu, Robert Mugabe justru hidup mewah bersama keluarganya. Lantai rumahnya dari marmer. Perabotan pun perabotan kelas atas. Saking mewahnya, sampai-sampai di kamar mandi diletakkan tv agar bisa bersantai saat mandi.

Foto dok. Liputan6.com

Foto dok. Liputan6.com


Saddam Hussein

2. Saddam Hussein, Presiden Irak

Selama kepemimpinannya menjadi presiden, Saddam banyak melakukan tindak-tindak kekerasan yang merugikan rakyat. Ia menciptakan pemerintahan yang otoriter dengan cara mempertahankan kekuasaan melalui perang. Perang-perang yang diikuti Irak menyebabkan penurunan drastis standar hidup rakyatnya. Belum lagi saat Irak diembargo oleh Amerika, rakyat Irak semakin tenggelam dalam kesengsaraan.

Meski begitu, Saddam Hussein hidup nyaman di kediamannya yang terbilang megah. Rumahnya dikelilingi penjagaan ketat. Di depan rumah terdapat kolam yang menciptakan suasana sejuk di tengah panasnya suasana di Irak.

Foto dok. Liputan6.com

Foto dok. Liputan6.com


Muammar Qaddafi

3. Muammar Qaddafi, Presiden Libya

Menjadi penguasa otokratis de facto Libya dari 1969 sampai 2011, ia berhasil menjadi presiden yang paling lama berkuasa di Libya. Ia memberlakukan kontrol yang ketat terhadap kebebasan pers dan membuat undang-undang yang melarang aktivitas kelompok-kelompok yang secara ideologis menentangnya. Ratusan orang di penjara dan banyak yang dihukum mati.

Di balik kekerasannya, Qaddafi hidup bergelimang harta. Di rumahnya terdapat kolam renang mewah untuk digunakan keluarganya. Beberapa perabotnya dilapisi emas.

Foto dok. Liputan6.com

Foto dok. Liputan6.com


Nicolae Ceausescu

4. Nicolae Ceausescu, Presiden Rumania

Diktator yang satu ini memerintah Rumania selama 24 tahun. Di era kepemimpinannya, dibentuk polisi rahasia blok timur yang kejam. Selain itu diktator Rumania ini membawa Rumania sebagai satu-satunya negara di Eropa yang mengalami kelaparan dan kekurangan gizi. Dia memerintah dari 1967 hingga 1989, dia juga ketua partai komunis Rumania.

Selama kekuasaannya, Nicolae membangun sendiri kemegahan kerajaannya. Kediamannya bak istana dengan luas yang mampu menampung satu penduduk kota kecil. Belum lagi lantai rumah yang dilapisi marmer. Setelah digulingkan dari kekuasaan, rumahnya menjadi objek wisata yang ramai dikunjungi orang.

Foto dok. Liputan6.com

Foto dok. Liputan6.com


Hosni Mubarak

5. Hosni Mubarak, Presiden Mesir

Ia menjabat sebagai Presiden Mesir selama tiga dekade sejak tahun 1981. Pengalamannya melihat presiden pendahulunya dibunuh tepat di hadapannya dan karir militernya yang panjang membuat Mubarak lebih fokus pada masalah keamanan dibanding presiden-presiden sebelumnya. Selama menjabat para aktivis muda dan politisi dipenjara tanpa melalui persidangan. Di tahun 2005 Freedom House, lembaga swadaya masyarakat yang melakukan penelitian mengenai demokrasi, melaporkan bahwa pemerintah Mesir di bawah Mubarak membuat peraturan yang menyuburkan korupsi.

Kehidupan Hosni Mubarak tak jauh berbeda dengan diktator-diktator lainnya yang hidup mewah. Rumahnya dibangun dengan gaya Eropa dan memiliki taman yang indah. Di bagian dalam, arsitektur Timur Tengah menghiasi rumahnya. Keindahan rumahnya tak tanggung-tanggung.

Foto dok. Liputan6.com

Foto dok. Liputan6.com

Kemewahan mereka kini tinggal cerita. Rumah-rumah mereka banyak yang diduduki pemberontak, maupun dijual oleh pemerintah yang sah berikutnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya