Liputan6.com, New York-
Hasil studi yang dilakukan tim dari University of California mengejutkan. Mereka menyatakan bahwa lebih banyak terjadi komplikasi pada operasi gigi geraham belakang dibandingkan tindakan aborsi.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Obstetrics and Gynecology ini melakukan studi terhadap 54.911 aborsi pada tahun 2009-201 di California, AS. Penelitian dilakukan hingga enam minggu sesudah mereka melakukan aborsi.
Hasilnya, hanya 2,1 persen perempuan yang melakukan tindakan aborsi mengalami komplikasi. Berbeda dengan komplikasi pada operasi gigi belakang yang bisa menyebabkan adanya komplikasi pada 7-9 persen pasien.
Advertisement
"Saya harap data ini bisa mengklarifikasi bahwa tindakan aborsi adalah tindakan yang aman," terang penulis studi dan asisten profesor di Department of Obstetrics, Gynecology & Reproductive Sciences di UCSF, Ushma Upadhyay, Ph.D seperti NY Daily News dilansir Jumat (12/12/2014).
Di Indonesia tindakan aborsi dilarang kecuali dalam beberapa kondisi tertentu yaitu kedaruratan medis atau kehamilan akibat perkosaan. Hal tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah Non 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi.