Liputan6.com, Jakarta Nilai-nilai kearifan lokal memudar, krisis saling percaya, rentannya komunikasi dan kohesivitas sosial antarwarga menjadi tugas bersama untuk mengatasinya. Kementerian Sosial (Kemensos) menggelar Lintas Batas Kesetiakawanan Sosial (LBKS) 2014, sebagai upaya merekatkan integrasi sosial antatwarga menuju integrasi bangsa.
“Tim LBKS diharapkan menjadi bagian dari solusi terhadap berbagai permasalah bangsa dan meneguhkan negara hadir. Juga, menjadi pengungkit lahirnya kecintaan terhadap jati diri bangsa, ”kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa didampingi Gubernur DKI Jakarta dan ibu-ibu dari OASE KK saat melepas Tim LBKS di Silang Monas Selatan, Jakarta, Sabtu (13/12/2014).
Advertisement
LBKS sebagai bagian dari rangkaian acara Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN), yang diperingati setiap tanggal 20 Desember. Tahun ini, HKSN bakal digelar di Provinsi Jambi.
Dijadwalkan tim LBKS akan melakukan penjangkauan ke beberapa Provinsi, di antaranya DKI Jakarta; Pandeglang, Banten; Kalianda, Lampung; dan Lahat, Sumatera Selatan, sebelum berakhir di Kota Jambi.
Pemilihan tempat tersebut, berdasarkan pada analisis peta masalah sosial yang paling beresiko dan perlu penanganan segera, seperti pemasangan kaki dan tangan palsu bagi penyandang disabilitas, santunan dan bantuan sembako bagi kelompok marjinal, donor darah, Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni, serta penyuluhan sosial.
Peduli, berbagi dan toleransi adalah sikap yang harus dikuatkan dengan pendampingan dan revitalisasi nilai-nilai kearifan lokal. Misalnya, rukun agawe santoso di Jawa Tengah; silih asih, silih asah, silih asuh di Jawa Barat; tuah tanah sakato di Sumatera Barat; dan pela gandong di Maluku.
Saat ini, maraknya konflik sosial membuat miris semua pihak. Konflik sosial bisa berujung pada bencana sosial dan dampaknya jauh lebih berat dibandingkan bencana alam.
“Konflik sosial yang berujung pada bencana sosial, tidak hanya menimbulkan korban jiwa, harta benda, tapi juga bisa menjadi awal kemiskinan baru,” ujarnya.
Tim LBKS merupakan gabungan dari berbagai elemen masyarakat, seperti Tim Reaksi Cepat (TRC), Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kemensos, Satgas Kesetiakawanan Sosial, Pajero Club, dan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja.