Detik-detik Menegangkan Evakuasi Korban Longsor Banjarnegara

Di titik lain, tim SAR gabungan menemukan 3 orang. Salah satu korban masih memegang setang sepeda motor dan tercepit di bawah mobil pikap.

oleh Rochmanuddin diperbarui 14 Des 2014, 22:46 WIB
Sejumlah personel SAR mengevakuasi korban longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jateng, Sabtu (13/12/2014). (Antara Foto/Idhad Zakaria)

Liputan6.com, Jakarta - Pencarian korban longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah terus dilakukan. Hingga pukul 17.00 WIB, tim evakuasi Basarnas dan Tim SAR gabungan mengevakuasi 32 korban meninggal dunia, 76 korban masih pencarian.

Kepala Kantor SAR Semarang selaku SAR Mission Coordinator (SMC) Agus Haryono mengatakan, Tim SAR gabungan yang dibagi menjadi 4 SRU atau regu (SAR Rescue Unit) berhasil mengevakuasi 21 korban.

Yang pertama, kata Agus, pencarian menemukan korban sepasang suami istri yang terjebak di dalam mobil. Proses evakuasi terkendala karena kedua korban terjepit di jok depan. Basarnas Special Grub (BSG) harus memotong kabin bagian atas pickup warna putih itu.

"Pemotongan dilakukan dengan menggunakan peralatan ekstrikasi. Sulitnya pengambilan korban hingga memakan waktu sampai 3 jam, baru kedua korban berhasil dievakuasi sekitar pada pukul 09.00," ujar Agus dalam keterangan tertulisnya, Minggu (14/12/2014) malam.
 
Di titik lain, lanjut Agus, tim SAR gabungan menemukan 3 orang. Salah satu korban masih memegang setang sepeda motor dan terjepit di bawah mobil pikap warna biru.

"Korban laki-laki yang diketahui seorang satpam itu berhasil dievakuasi setelah mengangkat mobil yang menjepitnya, serta dengan menyemprotkan air ke tanah yang menimbunnya," kata Agus yang memimpin pencarian langsung di lokasi longsor.

Menurut Agus, Tim SAR juga menemukan 2 korban laki-laki yang berada di sekitar mobil pikap tersebut. Proses evakuasi kedua korban ini tidak sulit. "Karena cukup dengan menyemprotkan air ke dalam timbunan tanah di sekitar mobil tersebut."

"Sore harinya, pada pukul 15.15 kembali menemukan korban berjenis kelamin perempuan. Korban ditemukan terjepit mobil pickup warna merah. Proses evakuasi korban dilakukan dengan menyemprotkan air ke sekitar jasad korban," pungkas Agus.

Tingginya Antusias Relawan

Agus mengaku, pencarian hari ini sangat efektif, karena cuaca sangat mendukung. Sehingga dapat melakukan pencarian tanpa kendala yang berarti.

"Pencarian yang dilakukan oleh banyak orang, bahkan data menyebutkan jumlah relawan yang tergabung dalam tim SAR gabungan hingga mendekati angka 1.000 orang," ungkap dia.

Agus menjelaskan, dalam evakuasi korban tanah longsor ini, Basarnas melibatkan 4 Kantor SAR yakni, Kantor SAR Semarang, Kantor SAR Yogyakarta, Kantor SAR Surabaya, Kantor SAR Bandung dan Basarnas Special Grub (BSG).  

Selain itu, kata Agus, relawan yang turut bergabung dengan Tim SAR gabungan terus bertambah. Berdasarkan data Posko Basarnas di lokasi bencana, Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar ada 34 instansi dan organisai SAR.

"Adapun Tim SAR gabungan terdiri atas Basarnas, TNI, POLRI, BPBD, Tagana, PMI, Wanadri, relawan serta organisasi  SAR lainnya. Untuk sementara operasi SAR dihentikan pada pukul 17.30 dan akan dilanjutkan pada esok hari," jelas dia.

Sementara menurut On Scane Comander (OSC), Koordinator Tim SAR  gabungan Nyoto Purwato mengatakan, proses evakuasi korban yang berada di dalam mobil memerlukan peralatan khusus dan tenaga rescuer yang benar benar mempunyai keahlian.

"Ketika menemukan korban yang berada di bawah mobil, kita stabilkan dulu mobilnya, kemudian baru kita ambil korbannya. Setelah itu kita lakukan penyemprotan air kepada tumpukan material di sekitar korban yang bertumpuk itu. Sedangkan evakuasi korban yang tertumpuk dan tertimpa mobil menggunakan ekstrikasi," papar Nyoto.

Terkait banyaknya minat relawan yang ingin bergabung melakukan pencarian, Nyoto mengimbau supaya bekerja aman. Karena medan yang sulit, relawan harus mempunyai kualifikasi rescuer.

Kalau memang dia belum mempunyai kualifikasi rescuer, imbuh Nyoto, maka tidak diperkenankan melakukan pencarian di medan sulit itu, dikarenakan kondisinya sangat berbahaya.

"Kami tidak mengharapkan nantinya akan berakibat buruk ketika teman-teman relawan yang tidak mempunyai kualifikasi tersebut memaksa terjun ke lokasi yang berbahaya itu," pungkas Nyoto.

Sejak bencana tanah longsor menimpa kawasan Banjarnegara, Jawa Tengah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sudah 32 orang tewas. Sedangkan 76 orang lainnya diperkirakan masih tertimbun tumpukan lumpur.

Longsor di Banjarnegara, Jawa Tengah ini terjadi pada Jumat 12 Desember lalu menjelang magrib. Akibatnya, 1 dusun tertimbun longsor. (Rmn/Ans)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya