Aksi Jokowi Tangani Longsor Banjarnegara

Presiden Jokowi mengatakan, yang terpenting saat ini adalah mengevakuasi korban longsor secepatnya.

oleh Ahmad Romadoni Idhad Zakaria diperbarui 15 Des 2014, 01:58 WIB
Presiden Jokowi saat mengunjungi lokasi longsor di Dusun Jemblungan, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Liputan6.com, Jakarta - Sekitar pukul 07.00 WIB, Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Widodo menaiki anak tangga pesawat Cessna CN-295 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Ya, pagi itu Presiden bernama lengkap Joko Widodo itu berniat mengunjungi musibah longsor di Banjarngara, Jawa Tengah.

Seperti biasanya, keduanya terlihat kompak mengenakan kemeja putih-putih. Tak banyak rombongan yang mendampingi Jokowi. Selain istri dan Paspampres, Presiden hanya didampingi Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto. Tak terlihat menteri-menteri Kabinet Kerja mendampingi.

Beberapa menteri terkait memang sudah berada di Banjarnegara. Seperti Menteri Pekerjaan Umum (PU) dan Perumahan Rakyat Mochamad Basuki Hadimuljono dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, serta menteri terkait lainnya.

"Menteri PU sudah di lapangan, Menteri Sosial sudah di lapangan," kata Jokowi menjelang keberangkatan.

Jokowi mengatakan, yang terpenting saat ini adalah mengevakuasi korban longsor secepatnya. Karena itu dia meminta jajaran terkait agar segera mengevakuasi para korban longsor yang diperkirakan lebih dari 100 jiwa itu.

"Yang paling penting kecepatan evakuasi," kata presiden.

Sepulang kunjungan dari Banjarnegara, Jokowi berniat menggelar rapat kabinet membahas antisipasi bencana yang sama di Tanah Air, bersama jajaran terkait. Dia juga mengingatkan kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap longsor, terutama di wilayah Pulau Jawa.

"Nanti kita rapatkan setelah dari lapangan (Banjarnegara)," imbuh Jokowi.

Selang 15 menit kemudian, pesawat berkapasitas 28 orang itu pun bertolak ke lokasi longsor di Dusun Jemblungan, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Jokowi dan rombongan rencananya bakal mengunjungi 10 titik pengungsian dan lokasi terjadinya longsor.

Setalah terbang kurang lebih satu jam, tibalah Jokowi di Bandara Tunggul Wulung, Cilacap, Jawa Tengah. Perjalanan disambung menggunakan perjalanan darat.

Namun di tengah perjalanan, Jokowi mendadak menghentikan laju mobil RI 1. Di sisi kanan jalan tempat mobil terhenti, terbentang sawah-sawah dan lahan produksi batu bata.

Seperti sebelum-sebelumnya, presiden berbadan kurus itu kemudian menghampiri warga setempat yang tengah sibuk bekerja di sana. Dia berbincang dengan sejumlah petani serta pengrajin batu bata. Tak lama, Jokowi melanjutkan perjalanannya.

Menjelang petengahan hari, Jokowi akhirnya tiba di lokasi longsor. Dia tak mau hanya menyaksikan di kejauhan lokasi longsor. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu memilih berlumpuran ke lokasi evakuasi korban.

Sepatu dan celana hitam yang dikenakan tak peduli ternodai tanah becek lagi liat. Jokowi meniti jalan di atas balok-balok kayu yang dipegangi beberapa orang. Sementara tim evakuasi berseragam oranye masih sibuk dengan cangkul dan peralatan lain untuk menggali timbunan tanah. Sambil berharap ada korban baru yang ditemukan.

Usai melihat proses evakuasi, ayah 3 anak itu mengunjungi posko pengungsian. Di sana dia menyempatkan diri berdialog dengan para pengungsi. Jokowi duduk di atas hamparan karpet merah ditemani istri tercinta Iriana.

Sekitar pukul 18.35 WIB, Jokowi sudah kembali lagi ke Jakarta. Dia mendarat di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Dalam kunjungannya, dia ditemani Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.

Di Halim, Jokowi sudah disambut beberapa muspida, seperti Pangdam Jaya Mayjen TNI Agus Sutomo dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Unggung Cahyono. Dia meminta semua pihak fokus evakuasi korban bencana.

"Fokus tetap fokus, evakuasi, itu saja. Saya sudah perintahkan komandan di sana untuk fokus di situ. Di situ dulu jangan ke mana-mana," kata Jokowi saat tiba di Lanud Halim Perdanakusuma.

5 Bencana Alam yang Dihadapi Jokowi

Sebelum longsor melanda Banjarnegara, Presiden Jokowi menghadapi 5 bencana alam. Benacana pertama adalah 'batuknya' Gunung Sinabung di Kabupaten Tana Karo, Sumatera Utara yang tak kunjung 'sembuh'.

Kondisi Sinabung hingga kini selalu naik-turun. Kadang erupsi, kadang tak ada gejala. Kadang ada awan panas dan guguran lava, kadang tidak. Dalam tempo itu, ribuan pengungsi telah kehilangan mata pencaharian, rumah, sekolah, dan kesempatan untuk kuliah.

Sinabung menjadi tempat blusukan perdana Jokowi setelah dilantik sebagai Presiden ke-7 RI. Dengan menjajal pesawat kepresidenan, dia terbang ditemani Ibu Negara Iriana dan sang putri, Kahiyang Ayu pada 29 Oktober 2014 lalu.

Kedua, pada 15 November 2014 lalu, 3 gempa besar berturut-turut mengguncang wilayah Halmahera Barat, Maluku Utara. 2 Di antaranya berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.

Gempa berkekuatan 7,3 Skala Richter itu sukses membuat panik. Apalagi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan tsunami meliputi Maluku Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, dan Papua Barat.

Jokowi yang kala itu tengah berada di Brisbane, Australia langsung mengontak Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif. Pada hari yang sama, BMKG mencabut peringatan dini tsunami. Kabar ini diterima BNPB sekitar pukul 12.45 WIB.

Ketiga, pada 27 November 2014 lalu, Jokowi juga sempat menginjakkan kakinya di Riau. Kehadiran mantan Walikota Solo di Tanah Sumatera itu untuk meninjau lokasi bencana kebakaran hutan lahan yang membakar kawasan tersebut.

Fokus utama blusukan Jokowi kali ini memang untuk mengatasi masalah kebakaran lahan dan hutan yang kerap menimbulkan bencana asap selama 17 tahun terakhir.

"Di musim kemarau nanti, jangan buang rokok sembarangan. Kondisi lahannya mudah terbakar. Jangan buka lahan dengan membakar," imbau Jokowi saat berdialog dengan warga di Kepulauan Meranti, Riau.

Keempat, pada Kamis pagi 20 November 2014, air setinggi 5 meter menggenangi permukiman penduduk di Kampung Pulo, Jakarta Timur. Banjir bahkan meluap hingga ke Jalan Jatinegara Barat.

Banjir setinggi itu sudah biasa dihadapi warga Kampung Pulo. Bahkan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pernah meramalkan, banjir di kawasan tersebut bakal terjadi hingga kiamat, jika warga yang tinggal di bantaran Kali Ciliwung itu tak pindah dan meninggalkan bantaran sungai.

Sementara Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Saefullah yakin, pada 2016 mendatang daerah aliran Sungai Ciliwung akan bebas dari banjir. "Jadi kalau dari PU (Pekerjaan Umum) bilang kita untuk Ciliwung, 2016 mendatang udah sip. Nggak ada hambatan soal banjir," kata Saefullah 24 November 2014 lalu.

Kelima, atau bencana yang terakhir dihadapi Jokowi adalah longsor Banjarnegara. Bencana yang diperkirakan menelan lebih dari 100 jiwa itu kini masih proses evakuasi.

Belum Ditetapkan Bencana Nasional

Longsor di Banjarnegara ini sepertinya menjadi teguran hebat menjelang akhir 2014. Informasi terakhir sudah 39 orang dinyatakan tewas dalam bencana yang terjadi pada Jumat 12 Desember 2014 kemarin itu. Sementara 69 korban diperkirakan belum ditemukan.

Meski diperkirakan memakan korban lebih dari 100 jiwa, namun Jokowi belum dapat menyimpulkan longsor Banjarnegara sebagai bencana nasional. Penetapan status ini baru akan dibahas bersama menteri terkait.
 
"Belum, nanti setelah rapat," kata Jokowi saat tiba di Lanud Halim Perdanakusuma Minggu malam.

Jokowi memastikan seluruh pengungsi dalam keadaan baik. Logistik yang dibutuhkan juga sudah terpenuhi, begitu juga dengan bantuan. "Nggak ada masalah. Yang penting evakuasi korban," ucap dia.

Hingga saat ini, Jokowi sendiri cukup heran dan belum bisa menyebutkan penyebab bencana longsor itu terjadi, baik karena kontur tanah yang labil atau karena alasan lainnya. Dia juga belum menentukan batas waktu evakuasi bagi korban.

"Saya belum bisa menjawab karena tadi ada yang ngomong ini, ngomong ini jadi saya belum bisa menyimpulkan. (waktu evakuasi) Belum, ini kan baru mulai berapa hari sih," tandas Jokowi.

Bencana ini bagi Jokowi menjadi pelajaran, maka itu ia mengimbau kepada masyarakat agar waspada terhadap longsor. Bukan hanya di Pulau Jawa, tapi bagi seluruh masyarakat di Tanah Air yang tinggal di wilayah rawan longsor.

"Semua harus waspada, semua harus hati-hati, terutama pada titik-titik yang sudah dinyatakan bahaya longsor. Kan sudah diberitahu mana-mana titik yang akan longsor. Jadi waspada hati-hati, waspada," tegas Jokowi di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur Minggu malam 14 Desember. (Rmn/Riz)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya