Marzuki Alie: Jangan Ada Lagi Ketum Partai Jadi Presiden

Menurut Marzuki, seharusnya, fungsi ketua umum dalam partai bukan untuk menjadi calon presiden.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 16 Des 2014, 05:00 WIB
Ketua DPR, Marzuki Alie menyempatkan waktu untuk diwawancara wartawan di sela-sela rehat acara temu kader (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Survei kerap dijadikan acuan dalam menjelang pemilihan ketua umum partai. Namun menurut Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrat Marzuki Alie, jajak pendapat seperti itu tak bisa menjadi patokan. Baginya, pemimpin partai dipilih berdasarkan kompetensi, bukan opini publik.

"Membangun partai perlu waktu panjang. Menjadi ketua umum itu yang paling dipentingkan kompetensi. Bukan opini publik," ujar Marzuki usai menghadiri Survei Cyrus Network di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (15/12/2014).

Survei Cyrus Network yang baru saja dirilis merupakan hasil opini publik terkait figur ketua umum 4 partai politik lalu dikolaborasikan dengan kepantasan figur itu memimpin partai di periode berikutnya.

Hasil jajak pendapat di Partai Demokrat, nama Susilo Bambang Yudhoyono menempati urutan pertama dengan persentase 37,7%, disusul Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas 20,8% dan Marzuki Alie 14%. Tapi jika SBY tidak maju, Ibas meraih 33,8% sedangkan Marzuki 22,7 persen, disusul Soekarwo (17,1 persen), Sys NS (3,8 persen), Saan Mustopa (2,6 persen), lainnya (2,8 persen). Namun demikian, Marzuki sekali lagi menegaskan dirinya tidak setuju dengan survei seperti itu.

"Saya tidak sepakat tentang survei. Ketua umum itu yang penting dia mampu nggak mengkonsolidasikan partai sampai bawah. Kerja poilitik, mencari tokoh, figur karena ini yang meningkatkan suara partai," tambah dia

Mantan Ketua DPR RI itu menilai, berdasarkan kajian yang telah dilakukan menunjukkan rakyat lebih memilih sosok dalam pemilu. Hal itu pernah terjadi di Demokrat. Meski kala itu bukan ketua umum, SBY berhasil menang Pilpres 2004. Ketum Demokrat saat itu dijabat Subur Budhisantoso.

Untuk itu, menurut Marzuki, seharusnya, fungsi ketua umum dalam partai bukan untuk menjadi calon presiden. Ketua umum partai harus mengelola kader sehingga menjadikan mereka para pemimpin-pemimpin terbaik bangsa.

"Saya ingin sampaikan, kita lihat peran partai ini apa. Kita bukan cari pemimpin Indonesia, tapi menyiapkan orang-orang jadi pemimpin. Karena itu kita saja semua kembalikan posisi partai. Jangan ada lagi ketua umum mau jadi presiden. Akhirnya apa, kerjanya sendiri dan untuk kampanye sendiri bukan membangun bangsa dan membangun kader menjadi pemimpin," tandas Marzuki Alie.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya