Menlu Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Teror Sydney

Keterangan ini didapat Menlu Retno dari KJRI Sydney, Australia.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 16 Des 2014, 15:14 WIB
Seorang wanita bereaksi usai meletakkan bunga sebagai penghormatan bagi korban penyanderaan di Kafe Lindt, Sidney, Australia (16/12/2014). Tiga orang tewas dan empat terluka dalam penyanderaan yang terjadi selama lebih dari 16 jam. (REUTERS/Jason Reed)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memastikan bahwa tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam aksi teror di Sydney, Australia. Sebelumnya, desas-desus mengenai adanya WNI dalam peristiwa tersebut terus merebak.

"Tidak ada WNI yang menjadi korban penyanderaan di kafe tersebut," sebut Menlu Retno di Jakarta, Selasa (16/12/2014).

Keterangan ini didapat Menteri Retno dari Konsulat Jenderal RI (KJRI) Sydney. Ia menjelaskan, informasi KJRI diperoleh setelah berkoordinasi dengan Kepolisian Anti-Terorisme Australia.

Pada Senin 15 Desember pagi, sekitar pukul 09.00 waktu setempat, seorang pria bersenjata melancarkan aksi teror di The Lindt Chocolate Cafe, Martin Place, Sydney. 3 Orang tewas dalam drama mencekam penyanderaan itu. Satu di antaranya yang meregang nyawa adalah manajer Kafe Lindt, Tori Johnson.

Korban lainnya adalah Barrister Katrina Dawson. Wanita berusia 38 tahun itu mengembuskan napas terakhir dalam perjalanan ke rumah sakit karena mengalami serangan jantung.

Sosok ibu 3 anak itu juga dianggap sebagai pahlawan dalam penyanderaan tersebut. Ia sempat mengamankan temannya yang sedang hamil saat pelaku penyanderaan beraksi.

Satu korban tewas lainnya merupakan si penyandera dalam teror Sydney. Pria bersenjata itu disebutkan sebagai 'syekh' kelahiran Iran bernama Man Haron Monis. Monis merupakan pengungsi asal Iran yang mendapat status pencari suaka di Australia pada 1996. (Ans/Mut)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya