Liputan6.com, Jakarta-
Pemerintah telah menggelontorkan anggaran Rp 220 triliun untuk membiayai subsidi bahan bakar minyak (BBM) hingga saat ini. Realisasi tersebut belum terpengaruh penurunan harga minyak dunia.
Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu, Askolani menyatakan, kebijakan penyesuaian harga BBM subsidi ditambah bonus penurunan harga minyak dunia semakin memperlebar ruang fiskal pemerintah di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015.
"Intinya subsidi BBM kelihatannya jauh lebih besar penghematannya dari yang kita rencanakan," ucap dia saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (16/12/2014).
Menurut data, penghematan dari kenaikan harga BBM subsidi tahun ini sebesar Rp 9 triliun dan bisa mencapai Rp 120 triliun sampai Rp 130 triliun di tahun depan. Sayang, Askolani tidak menyebut secara pasti penghematan anggaran jika ditambah penurunan harga minyak internasional.
"Harga minyak kan baru turun di bulan ke sebelas dan ke dua belas. Sementara subsidi yang terbakar sudah Rp 220 triliun hingga saat ini," tutur dia.
Sementara total pagu anggaran subsidi BBM pada 2014 yang sebesar Rp 246,5 triliun. Askolani memastikan, penghematan anggaran akan lebih signifikan di tahun depan seiring penurunan harga minyak Indonesia dan kebijakan subsidi BBM. Diperkirakannya, harga minyak Indonesia (ICP) akan berubah kurang dari US$ 105 per barel.
"Belum diputus, nanti tunggu di APBN-P apa ada perubahan kebijakan. Apa dengan harga sekarang akan berubah. Tapi kemungkinan turunnya di 2015," papar dia. (Fik/Ndw)