Lemper Raksasa Dalam Tradisi Rabu Pungkasan di Bantul

Untuk membuatnya, para warga menghabiskan 10 kg beras ketan, 2 kg daging ayam, serta 20 lembar daun pisang sebagai pembungkus.

oleh Liputan6 diperbarui 17 Des 2014, 08:15 WIB
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Bantul - Apabila di tempat lain ada tradisi membagi ribuan apem, lain lagi di Desa Wonokromo, Pleret, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Rabu (17/12/2014), tradisi membagi lemper raksasa di Desa Wonokromo disebut tradisi Rebo Pungkasan.

Di Desa Wonokromo, untuk membuat lemper raksasa, tak tanggung-tanggung, kudapan berbahan beras ketan isi daging cincang itu memiliki panjang 2,5 meter dengan diameter hampir 50 cm.

Saking besarnya, diperlukan 8 orang untuk memikulnya. Untuk membuatnya, para warga menghabiskan 10 kg beras ketan, 2 kg daging ayam, serta 20 lembar daun pisang sebagai pembungkus.

Kudapan itu merupakan simbol perjuangan hidup agar manusia menyingkirkan belenggu sebelum mengecap nikmatnya kehidupan. Lemper raksasa pun diarak dalam tradisi Rabu Pungkasan.

Usai diarak, lemper raksasa dan gunungan lemper itu selanjutnya dibagikan kepada masyarakat yang sudah menunggu di bawah guyuran hujan.

Keberadaan lemper raksasa dan pembagian ribuan lemper merupakan warisan turun-temurun dalam tradisi Rabu Pungkasan. Tradisi itu digelar setiap hari Rabu terakhir di bulan Safar untuk menyambut datangnya bulan Maulid dalam kalender Hijriah. (Vra/Riz)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya