Liputan6.com, Jakarta - BlackBerry tengah berusaha kembali dari keterpurukan di pasar smartphone dunia. Kehadiran BlackBerry Passport yang membawa desain dan fitur unik disebut-sebut sebagai salah satu harapan agar perusahaan asal Kanada itu bisa bangkit kembali di industri smartphone.
BlackBerry Passport yang menyasar kalangan profesional itu disebutkan berhasil menarik perhatian sejumlah kalangan di jajaran produk BlackBerry selain Storm. Perusahaan itu sendiri saat ini sedang mempersiapkan perilisan produk BlackBerry Classic di pasar smartphone.
Walaupun begitu, analis menilai BlackBerry masih belum akan keluar dari krisis yang sedang dihadapinya. Mark Hibben dari Seeking Alpha menyebutkan BlackBerry akan mengalami penurunan penjualan di pasar smartphone.
Dikutip dari Phone Arena, Rabu (17/12/2014), Hibben berpatokan pada data dari perusahaan analis Kantar Worldpanel dan menyebutkan akan ada penurunan pangsa pasar hingga 50% di pasar BlackBerry pada kuartal ketiga 2015.
Pada kuartal itu BlackBerry diperkirakan hanya akan mendapat penjualan sebesar 960 ribu unit. Angka penjualan tersebut merosot separuh dari angka penjualan tahun lalu yang mencapai 1,9 juta unit.
Prediksi yang beredar menyebutkan BlackBerry akan mengalami penurunan penjualan hardware sebesar 51% dengan jumlah pendapatan keseluruhan yang mengalami penurunan sebesar 20%. Hibben menyebut satu-satunya pasar yang masih dikuasai BlackBerry dan terlihat tak ada penurunan ialah wilayah Asia Pasifik.
Namun, prediksi yang dikeluarkan Hibben sebenarnya masih diragukan karena ia bukanlah analis ekuitas profesional. Saat ini, BlackBerry sendiri memiliki beberapa kekuatan yang terlihat besar seperti BlackBerry Messenger yang dipakai 91 juta pengguna dari multi-platform dan menghasilkan uang dari layanan ini.
Tak hanya itu, BlackBerry juga mempunyai layanan solusi BES12 yang membantu korporasi untuk memonitor karyawannya lewat perangkat mobile berbasis Android, iOS, Windows Phone, dan tentunya handset BlackBerry.
Advertisement
(den/isk)