70 Persen Kebutaan di Indonesia Akibat Katarak

Ketidaktahuan masyarakat bahwa sebagian besar penyebab kebutaan bisa ditanggulangi membuat angka kebutaan di Indonesia tinggi.

oleh Liputan6 diperbarui 19 Des 2014, 16:00 WIB
Fakoemulsifikasi yaitu teknik operasi mata katarak terbaru

Liputan6.com, Jakarta Ketidaktahuan masyarakat bahwa sebagian besar penyebab kebutaan bisa ditanggulangi membuat angka kebutaan di Indonesia tinggi. Angka kebutaan masyarakat Indonesia nyaris tertinggi di dunia berdasarkan pertemuan di Asia Pacific Academy of Opthalmology di tahun 2010.

"Menjadi tua kemudian mengalami kebutaan dianggap hal lumrah. Kebanyakan orang cenderung pasrah menghadapinya. Padahal hal ini bisa ditanggulangi dan dicegah sebelum masalah kebutaan terjadi," tutur direktur utama Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo, Hikmat Wangsaatmadja saat ditemui awak media pada Rabu (17/12/2014).

Menurutnya sekitar 80 persen penyebab kebutaan di Indonesia sebenarnya bisa dihindari. Sekitar 71,7 persen penyebab kebutaan disebabkan oleh penyakit katarak yang sesungguhnya bisa ditanggulangi untuk tidak menjadi kebutaan.

Menurut Hikmat, kebutaan yang sesungguhnya bisa dicegah ini membuat produktivitas pasien maupun orang di sekitarnya terganggu. "Kebutaan tentu membuat masa produktifnya tak berjalan seperti biasa. Selain itu, akan berdampak pada produktivitas satu-dua orang di sekitarnya terganggu karena membantu mengurusi diri pasien yang penglihatannya terganggu," tegasnya.

Lalu, sekitar 20 persen penyebab kebutaan tidak bisa diatasi. Seperti kelainan bola mata sejak lahir maupun faktor genetik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya