Dua tahun lalu, Al-Ahly, klub asal Mesir yang mewakili zona Afrika seiring dengan keberhasilannya menjadi juara Liga Champions zona Afrika (CAF), berhasil menempati posisi tiga besar alias juara ketiga dalam turnamen Piala Dunia Antarklub (FIFA) 2006. Dalam perebutan tempat ketiga yang berlangsung di International Stadium, Yokohama, Jepang, 17 Desember 2006, Al-Ahly mengalahkan Club America, klub asal Meksiko yang berstatus juara Champions Cup zona CONCACAF.
Kini, dua tahun berselang, Al-Ahly kembali menjadi wakil Afrika di pergelaran Piala Dunia Antarklub 2008. Sesuai jadwal yang dirilis FIFA, skuad asuhan Manuel Jose de Jesus (Portugal) tersebut bakal berhadapan dengan juara Champions CONCACAF, Pachuca, di National Stadium, Tokyo, Sabtu (13/12). Andaikata lolos dari hadangan Pachuca, Al-Ahly berhak tampil di babak semifinal dan akan bertemu dengan LDU Quito, juara Copa Libertadores, Rabu (17/12).
Dalam konferensi persnya menjelang pertandingan tersebut, Manuel Jose, 62 tahun, sesumbar jika pada tahun ini, prestasi Al-Ahly bakal terbang lebih tinggi dibanding prestasi klub di turnamen yang sama dua tahun lalu. “Setiap orang berharap jika kami mampu berprestasi lebih baik dibanding 2006,” tutur Manuel Jose seperti yang dikutip Reuters.
Jika itu terjadi, “Tentunya, bakal jadi loncatan besar bagi kami setelah tampil buruk pada 2005 lalu: menelan dua kali kekalahan dan menempati posisi buncit. Kami bakal melakukan yang terbaik bagi nama besar Afrika dan Mesir. Tapi, kami berharap semua orang menyadari fakta bahwa masih terdapat jurang yang luas antara kualitas persepakbolaan di Afrika dan Eropa plus Amerika Latin,” tegas Manuel Jose.
Mungkinkah meraih gelar juara yang berarti selain mengalahkan Pachuca dan LDU Quito, Al-Ahly terlebih dahulu harus mengalahkan kandidat juara, Manchester United. “Adalah hal yang tak mungkin (mustahil) jika saat ini kami mampu untuk meraihnya. Kami (klub-klub di Afrika) membutuhkan waktu yang lebih lama untuk meraih target tersebut,” tandas Manuel Jose yang telah mempersembahkan empat kali gelar Liga Champions Afrika kepada Al-Ahly.
Meski demikian, “Kami tetap harus berjuang. Kami bakal memberi bukti kepada dunia bahwa Al-Ahly adalah tim kelas dunia, tim yang pantas bersaing dengan tim-tim elite lainnya untuk meraih gelar terbaik di turnamen ini,” imbuhnya. “Club of the Century” adalah slogan yang terpampang dalam press kit Al-Ahly di Jepang kali ini.
Kesuksesan skuad Manuel Jose di turnamen yang digelar tiap tahunnya sejak 2005 lalu itu, sedikit banyak akan tergantung dari unjuk kinerja striker andalan mereka, Mohamed Aboutrika. Pada turnamen 2006 laly, Aboutrika mencetak tiga gol. Meski demikian, Aboutrika, 30 tahun, enggan untuk menerima pujian. “Saya bukanlah bintang dari tim ini. Semua pemain di tim ini adalah pemain bintang. (Sebab) Sepakbola adalah permainan tim,” tandas Aboutrika.
Kini, dua tahun berselang, Al-Ahly kembali menjadi wakil Afrika di pergelaran Piala Dunia Antarklub 2008. Sesuai jadwal yang dirilis FIFA, skuad asuhan Manuel Jose de Jesus (Portugal) tersebut bakal berhadapan dengan juara Champions CONCACAF, Pachuca, di National Stadium, Tokyo, Sabtu (13/12). Andaikata lolos dari hadangan Pachuca, Al-Ahly berhak tampil di babak semifinal dan akan bertemu dengan LDU Quito, juara Copa Libertadores, Rabu (17/12).
Dalam konferensi persnya menjelang pertandingan tersebut, Manuel Jose, 62 tahun, sesumbar jika pada tahun ini, prestasi Al-Ahly bakal terbang lebih tinggi dibanding prestasi klub di turnamen yang sama dua tahun lalu. “Setiap orang berharap jika kami mampu berprestasi lebih baik dibanding 2006,” tutur Manuel Jose seperti yang dikutip Reuters.
Jika itu terjadi, “Tentunya, bakal jadi loncatan besar bagi kami setelah tampil buruk pada 2005 lalu: menelan dua kali kekalahan dan menempati posisi buncit. Kami bakal melakukan yang terbaik bagi nama besar Afrika dan Mesir. Tapi, kami berharap semua orang menyadari fakta bahwa masih terdapat jurang yang luas antara kualitas persepakbolaan di Afrika dan Eropa plus Amerika Latin,” tegas Manuel Jose.
Mungkinkah meraih gelar juara yang berarti selain mengalahkan Pachuca dan LDU Quito, Al-Ahly terlebih dahulu harus mengalahkan kandidat juara, Manchester United. “Adalah hal yang tak mungkin (mustahil) jika saat ini kami mampu untuk meraihnya. Kami (klub-klub di Afrika) membutuhkan waktu yang lebih lama untuk meraih target tersebut,” tandas Manuel Jose yang telah mempersembahkan empat kali gelar Liga Champions Afrika kepada Al-Ahly.
Meski demikian, “Kami tetap harus berjuang. Kami bakal memberi bukti kepada dunia bahwa Al-Ahly adalah tim kelas dunia, tim yang pantas bersaing dengan tim-tim elite lainnya untuk meraih gelar terbaik di turnamen ini,” imbuhnya. “Club of the Century” adalah slogan yang terpampang dalam press kit Al-Ahly di Jepang kali ini.
Kesuksesan skuad Manuel Jose di turnamen yang digelar tiap tahunnya sejak 2005 lalu itu, sedikit banyak akan tergantung dari unjuk kinerja striker andalan mereka, Mohamed Aboutrika. Pada turnamen 2006 laly, Aboutrika mencetak tiga gol. Meski demikian, Aboutrika, 30 tahun, enggan untuk menerima pujian. “Saya bukanlah bintang dari tim ini. Semua pemain di tim ini adalah pemain bintang. (Sebab) Sepakbola adalah permainan tim,” tandas Aboutrika.