Liputan6.com, New York - Ekonomi Rusia kini tengah tenggelam ke dalam krisis akibat dihantam rendahnya harga minyak dan adanya sanksi ekonomi yang diberikan Uni Eropa dan Amerika Serikat. Agar Rusia bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi, Direktur Global Energy Policy Columbia University Jason Bordoff dan rekannya, Carlos Pascual, menyarankan agar negara tersebut segera menyelesaikan perselisihan dengan Ukraina.
"Sanksi ekonomi telah membuat Rusia mengalami krisis. Jatuhnya harga minyak juga telah melemahkan rezim tersebut yang setengah pendapatan negaranya berasal dari penjualan harga minyak dan gas," ungkap Bordoff dan Pascual seperti dikutip dari CNBC, Jumat (19/12/2014).
Artinya, sanksi ekonomi yang memberatkan Rusia dapat dicabut jika mereka mau berdamai dengan Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Petro Poroshenko harus segera mengembalikan konflik ke level normal dan diselesaikan secara internal.
Menurut dua peneliti tersebut, Rusia dan Ukraina membutuhkan Angela Merkel dari Jerman untuk bisa membantu mengatur kerangka negosiasinya. Bagi Eropa, kedamaian di perbatasan wilayahnya sangat penting.
Pekan ini, situasi ekonomi Rusia semakin parah dengan mata uang rubel yang telah anjlok hingga lebih dari 50 persen sejak awal tahun. Aksi pemerintah Rusia menaikkan suku bunga hingga 17,5 persen gagal untuk menjaga stabilitas rubel.
Rusia juga telah kehilangan sebagian besar pendapatan rillnya. Dengan pinjaman US$ 30 miliar pada Desember dan US$ 150 miliar tahun depan, Rusia tidak akan bisa membayar utangnya.
Sejak pertama kali Rusia menginvasi Ukraina dan merebut Crimea, tekanan demi tekanan terus menghantam perekonomian Rusia dan meretakkan kharisma kepemimpinan Putin. Orang paling berpengaruh di dunia itu tidak bisa mengklaim dapat memajukan Rusia jika sanksi ekonomi dari Barat masih mengekangnya.
"Lagi pula jalan damai di Rusia berarti stabilitas dan keamanan bagi Ukraina. Kedua negara tersebut perlu duduk bersama bernegosiasi mengenai konflik yang terjadi," ungkap kedua analis asal AS tersebut.
Rusia dianggap perlu membawa pulang seluruh prajuritnya di Ukraina dan menghentikan serangan terhadap negara tresebut. Rusia juga perlu menjual gas ke seluruh pihak termasuk bangsa Barat.
"Gagal memanfaatkan momen ini akan jadi sangat tragis. Itu dapat memperdalam krisis ekonomi di Rusia dan menyulut proses di dalam negeri," ujar Bordoff. (Sis/Gdn)
Negara Ini Bisa Bebaskan Rusia dari Krisis Ekonomi
Menurut Direktur Global Energy Policy Columbia University Jason Bordoff, ini merupakan momen yang tepat untuk berdamai bersama Ukraina.
diperbarui 19 Des 2014, 11:55 WIBVladimir Putin (O.canada.com)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 Liga InternasionalHasil Liga Champions: 3 Wakil Italia Berjaya
5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Amalan Sebelum Berangkat Kerja dari Syekh Ali Jaber, Khasiatnya Rezeki Lancar dan Berkah
Apa yang Dimaksud Poster: Pengertian, Jenis, dan Cara Membuatnya
Cara Menanak Nasi Agar Tidak Cepat Basi dengan Tekstur Pulen
Hasil Liga Champions: Real Madrid Tumbang di Kandang Liverpool, Aston Villa Tahan Imbang Juventus
Unggul Hasil Hitung Cepat, Bobby Nasution-Surya Ucapkan Terima Kasih ke Semua Pendukung
Kalah di Quick Count Pilgub Banten, Kubu Airin Sebut Banyak Kecurangan dan Intimidasi
Cara Jepang Atasi Limbah Minyak Goreng Jadi Tren Baru Rumah Tangga
Cara Praktis Menghilangkan Bau Kulkas dengan Bahan Alami yang Jarang Diketahui
Natalius Pigai Sebut Komnas HAM Akan Bantu Selidiki Tewasnya Siswa Semarang di Tangan Polisi
Cara Seru Diet Tanpa Nasi dengan Menu Lezat yang Mudah Dibuat
Apa Penyebab Sakit Paru-Paru: Memahami Faktor Risiko dan Pencegahan
Menyesap Kopi Berkonsep Slow Bar Sambil Mengunjungi Ruang Senthong di Space Roastery 1890 Yogyakarta