Desainer Helen Dewi Kirana Kenalkan Label Fesyen Terbarunya

Malam peluncuran bertabur keajaiban untuk rangkaian koleksi stola yang terinspirasi oleh keajaiban dalam kehidupan.

oleh Cindy Melissa Putri diperbarui 20 Des 2014, 17:35 WIB
Malam peluncuran bertabur keajaiban untuk rangkaian koleksi stola yang terinspirasi oleh keajaiban dalam kehidupan.

Liputan6.com, Jakarta- Helen Dewi Kirana, merupakan seorang fashion designer yang sejak tahun 1986 meramaikan dunia fashion Indonesia dengan beragam karya batik orisinil dan inovatif. Baru-baru ini, Helen meluncurkan label fashion terbarunya yang bertajuk NES by helen dewi kirana | hdkLabel ini menghadirkan rangkaian koleksi stola batik yang kaya akan warna, tekstur dan corak terinspirasi dan termotivasi oleh “Nes”, filosofi kuno Timur Tengah yang dapat diintepretasikan secara bebas sebagai “keajaiban”.

Berawal dari inspirasi yang datang dari keajaiban tersebut, setiap item stola dalam koleksi NES didesain untuk menampilkan kekayaan corak dan tekstur yang menangkap gairah, kekuatan, evolusi wanita dan alam. Desain tersebut dihadirkan dengan eksekusi yang halus, rapi dan mendetail sehingga setiap pemiliknya dapat menemukan dan merasakan indahnya keajaiban saat mengenakannya.

Sebelum meluncurkan NES, Helen telah cukup lama membangun karir di dunia fashion melalui beragam label seperti FASHION HOUSE, B(i) batik, CRAZYME, helen & tasha dan H&H. Dalam perjalanannya, Helen telah menjadi saksi mata perubahan apresiasi masyarakat Indonesia terhadap kesenian batik sekaligus mengambil andil dalam melakukan inovasi design batik ketika ia meluncurkan B(i) batik di tahun 2006 untuk membuat batik tampil stylish dan updated bagi anak muda pada saat itu jauh sebelum UNESCO meresmikan batik sebagai seni budaya khas Indonesia.

Foto dok. Liputan6.com

”Kelahiran NES penuh dengan keajaiban. Inspirasi untuk menghadirkan karya tekstil berbentuk stola datang tiba-tiba dalam perjalanan pulang saya dari Bali di saat saya mengalami kejenuhan dalam mencari inspirasi karya, pertemuan saya dengan pengrajin batik yang mengerjakan beberapa item dalam koleksi ini pun merupakan suatu kebetulan, karenanya saya memilih nama NES yang berarti keajaiban untuk koleksi ini," tutur Helen. 

Sesuai dengan jiwa Helen untuk terus berinovasi mengembangkan seni tekstil, melalui NES, Helen tidak hanya menampilkan batik namun juga memperkenalkan teknik tie-dye Jepang yaitu shibori. Shibori mengkombinasikan berbagai teknik sederhana seperti melipat, mengikat, memelintir dan menjahit kain yang akan digunakan untuk mendapatkan corak yang sophisticated. Teknik ini diaplikasikan ke kain dengan mempertimbangkan tidak hanya desain corak yang ingin ditampilkan, namun juga jenis kain yang digunakan, sehingga setiap item stola yang dihadirkan merupakan perpaduan yang sempurna antara desain, karakter corak dan warna, juga karakter tekstil.

Untuk membagikan dan menularkan semangat keajaiban yang menjadi inspirasinya, peluncuran NES dikemas dalam acara konser musik yang didukung oleh Maya Hasan, Daniel Sigarlaki, Bonita K, Adinda Shalahita, Voctaville Choir, Irena, Carlo, Sanggar Sekar Puri, Tina Sutanto, Medelina Mutia, Tara Ogilvie, dan Chita Anwar. Selain konser musik acara peluncuran tersebut juga diisi dengan lelang satu stola yang didesain khusus dalam warna pink. Hasil dari pelelangan yang dipimpin oleh Syanda Kunto dari SidhArta Auctioneer tersebut akan disumbangkan ke yayasan kanker payudara Lovepink Indonesia.

“Acara peluncuran ini bisa dipersembahkan dengan dukungan dari teman dan partner yang dipertemukan oleh keajaiban dan bersedia menyumbangkan karya-karya mereka yang penuh dengan keajaiban, karenanya acara ini saya harapkan dapat menginspirasi semua konsumen NES untuk menemukan dan merasakan keajaiban dalam diri mereka masing-masing, seperti keajaiban yang saya rasakan saat mendapatkan inspirasi untuk melahirkan NES, juga keajaiban yang dituangkan oleh para pengrajin tekstil dalam setiap koleksi NES,” tutup Helen. (Cyn/Ars)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya