Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sanggau 2x7 Mega Watt (MW) untuk memenuhi permintaan listrik Kalimantan Barat (Kalbar) yang terus meningkat.
Direktur (Konstruksi dan Energi Baru Terbarukan) PLN, Nasri Sebayang mengatakan, PLTU Sanggau milik PLN yang pertama dioperasikan di Kalimantan Barat. Pembangkit tersebut merupakan PLTU Skala Kecil yang tercepat penyelesasian pembangunannya hanya dalam waktu 38 bulan sejak kontrak ditandatangani pada Maret 2011.
"Unit untuk unit pertama sudah dioperasikan pada Juli 2014 dan unit unit ke du di Desember ini," kata Nasri, di Jakarta, Jumat (19/12/2014).
PLTU yang berlokasi di Desa Sungai Batu, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau, Propinsi Kalimantan Barat ini diharapkan akan memperkuat pasokan listrik pada sistem Sanggau, Kalimantan Barat.
Dengan beroperasinya PLTU Sanggau 2x7 MW, selain memperkuat sistim kelistrikan Sanggau yang saat ini beban puncaknya telah mencapai 20 MW, diharapkan dapat mengatasi defisit yang selama ini dialami sistim Sanggau sebesar 3,5 MW dan sistim Sintang sebesar 2 MW.
Hal positif lain, mengurangi pemakaian BBM untuk pembangkit listrik, termasuk di sistim Sekadau dan Balai Karangan yang selama ini menggunakan BBM untuk pembangkit diesel.
Potensi penghematan BBM (Solar HSD) dari beroperasinya PLTU Sanggau 2x7 MW diperkirakan mencapai 2.000 ton/bulan atau 24.000 ton/tahun.
Saat ini, komponen BBM dalam Biaya Pokok Produksi (BPP) di sistem Sanggau adalah Rp. 2.890/kWh, sedangkan jika menggunakan Batu Bara menjadi Rp. 1.000 per kWh sehingga ada penghematan sebesar Rp. 1.890 per kWh.
Bila PLTU Sanggau 2x7 MW dapat dioperasikan secara optimal pada beban rata-rata 10 MW, maka dalam 1 tahun, potensi penghematan yang bisa didapat dari beroperasinya PLTU ini adalah sekitar Rp 165 miliar per tahun. (Pew/Ahm)
Advertisement