Sejak 1990, Angka Harapan Hidup Telah Meningkat 6 Tahun

Kemajuan teknologi, pendanaan yang besar dan aksi kolektif menyumbang cukup besar dalam peningkatan angka harapan hidup global.

oleh Rio Apinino diperbarui 21 Des 2014, 12:00 WIB
Setelah berpisah 10 tahun, tiga bersaudara asal Inggris, Rose Shloss (101), Rubye Cox (110) dan Ruth branum (104) akhirnya dipertemukan lagi

Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi yang dilakukan oleh Global Burden of Disease (GBD) menemukan bahwa angka harapan hidup secara global telah meningkat lebih dari 6 tahun sejak tahun 1990.

Dilansir dari Fox News pada Minggu (21/12/2014), hal ini terjadi karena turunnya tingkat kematian akibat kanker dan penyakit jantung di negara kaya, dan turunnya kematian akibat tuberkulosisi, diare dan malaria di negara miskin.

"Kemajuan yang kita lihat adalah perlawanan terhadap jenis-jenis penyakit sangat baik, bahkan luar biasa. Meskipun begitu, kita bisa dan harus melakukan yang lebih baik," kata Christopher Murray, profesor kesehatan global di Universitas Washington, AS.

Murray juga mengatakan ada peningkatan besar dalam aksi kolektif dan pendanaan untuk menanggulangi penyakit menular yang mematikan seperti diare, campak, TBC, HIV dan malaria. Hal ini berdampak sangat nyata.

Namun Murray juga mengatakan bahwa beberapa penyakit kronis telah diabaikan dan menjadi ancaman bagi kehidupan seperti narkoba, sirosis hati, diabetes dan penyakit ginjal.

Kematian akibat HIV/AIDS misalnya, telah sangat menurun dibanding tahun 2005. Meskipun begitu HIV/AIDS tetap menjadi penyebab terbesar kematian di 20 dari 48 negara di sub-Sahara Afrika.

Temuan lainnya, beberapa negara miskin bahkan sangat maju untuk urusan peningkatan angka harapan hidup. Nepal, Rwanda, Ethopia, Nigeria, Maladewa, Timor Leste dan Iran misalnya, negara-negara tersebut bahkan mampu meningkatkan angka harapan hidup sebanyak 12 tahun.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya