Liputan6.com, Bengkulu - Memasuki musim hujan, beberapa wilayah dilanda bencana tanah longsor. Belum tuntas pencarian korban longsor di Banjarnegara, Jawa Tengah, kini tanah longsor menimbun jalan lintas barat Sumatera, tepatnya di kawasan Tebing Sedayu, Kabupaten Lampung Barat.
Akibat tanah longsor ini, arus lalu lintas di kawasan Tebing Sedayu lumpuh hingga 12 jam. Sebuah truk yang nekat menerjang timbunan longsoran tanah di tengah guyuran hujan lebat pun terjebak.
Staf Perusahaan Otobus (PO) Siliwangi Antar Nusa Fredi Febrianto yang melakukan kontak dengan sopir bus yang berangkat dari Jakarta menuju Bengkulu mengatakan, kondisi jalanan saat ini sudah berangsur normal.
"Para penumpang sangat gelisah, posisi longsor juga jauh dari permukman, karena kondisi force major (kekuatan utama), mereka mau mengerti," ujar Fredi di Bengkulu (20/12/2014).
Titik rawan longsor sepanjang jalur Lampung menuju Bengkulu, lanjut Fredi, terdapat di 4 lokasi dan hampir dipastikan setiap tahun terjadi longsor.
Sementara Ketua Asosiasi Indonesia Tour and Travel (Asita) Bengkulu Kurnia Lesandri Adnan meminta pemerintah kabupaten setempat, agar cepat merespons bila terjadi longsor.
"Respons mereka sangat lamban, jika alat berat disiagakan tidak mungkin terjadi kemacetan hingga 12 jam," tegas Kurnia.
Menurut Kurnia, keluhan para sopir bus juga terkait lamanya waktu penyeberangan di Selat Sunda. Seharusnya waktu tempuh penyeberangan hanya 2 hingga 3 jam saja, namun sekarang malah molor hingga 7 jam.
Padahal, menurut Kurnia, ongkos angkut penyeberangan kendaraan penumpang dan barang sudah dinaikkan hingga 12%. "Jika ongkos sudah naik, pelayanan penyeberangan seharusnya juga lebih baik," pungkas Kurnia.
Bencana tanah longsor sebelumnya melanda Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah pada Jumat 12 Desember 2014. Longsor ini menimbun 1 dusun dan diperkirakan menimbun 108 orang. Hingga kini proses pencarian korban masih dilakukan. (Rmn/Ans)
Advertisement