Festival Bari'e Angkat Kuliner dan Budaya Kuno Pulau Belitung

Festival Bari'e Belitung dipenuhi oleh ribuan masyarakat kota dan turis asing yang ingin melihat budaya dan mencicipi kuliner masa lampau.

oleh Elizabeth Swanti diperbarui 22 Des 2014, 09:05 WIB
Festival Bari'e Belitung dipenuhi oleh ribuan masyarakat kota dan turis asing yang ingin melihat budaya dan mencicipi kuliner masa lampau.

Liputan6.com, Belitung "Mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukkan dunia. Berlarilah tanpa lelah, sampai engkau meraihnya."

Lirik lagu Laskar Pelangi yang tenar oleh grup musik NIdji itu ramai dilantunkan penyanyi Meda Kawu dengan koor hidup para pengunjung Festival Bari'e Belitung, Minggu malam (21/12/2014). Penampilan Meda malam itu bukanlah penampilan panggung biasa, pasalnya penyanyi muda ini ditemani oleh Hiroaki Kato, penyanyi asal Jepang sekaligus penerjemah novel Laskar pelangi dalam bahasa Jepang yang turut menyanyikan Laskar Pelangi dalam bahasa Jepang.

Penampilan keduanya yang diiringi oleh bassist Jazz Kevin Joshua dan bandnya mendapat sambutan meriah ribuan anak muda dan keluarga yang memenuhi sepanjang jalan gelaran Festival Bari'e Belitung tersebut.

Ya, festival yang digelar sepanjang Jalan Depati Endek di pusat kota Belitung itu dipenuhi oleh ribuan masyarakat kota dan turis asing. Minggu malam kemarin merupakan penutupan festival yang digelar sejak hari Rabu (17/12/2014). Malam penutupan dihadiri oleh Bupati Belitung Sahani Saleh yang datang bersama anggota keluarganya, serta Andrea Hirata, sang penulis novel Laskar Pelangi yang menggunakan Belitung sebagai latar belakang ceritanya.

Wakil ketua Panitia Bari’e Belitong Festival 2014, B Kusumah, mengatakan kepada Liputan6.com bahwa Festival Bari'e Belitung merupakan yang pertama kalinya digelar di pulau ini. "Festival ini mengedepankan sisi kultur dan kuliner masyarakat Belitung, terutama dari masa lalu," kata Kusumah. Bari'e, kata Kusumah, berarti sejarah masa lampau.

Jalan Depati Endek merupakan salah satu wilayah saksi sejarah Belitung di masa lampau. Panggung puncak pagelaran festival Bari'e sendiri bahkan dilakukan di depan rumah tua yang berusia ratusan tahun.

Tujuan penyelenggaraan festival ini, sebagaimana dikatakan Kusumah, adalah agar pariwisata pulau Belitung tak hanya mengandalkan wisata alam saja, tetapi juga perayaan yang hidup dan berkesan. "Wisata sejarah dan kuliner Belitung juga dapat menjadi daya tarik untuk turis domestik maupun asing," kata Kusumah.

Terbukti, sepanjang perayaan Festival Bari'e Belitung, terlihat sejumlah turis asing yang hadir. Pasangan turis asal Jepang, Yuji dan Masako bahkan sengaja mengunjungi Belitung untuk menghadiri festival ini. Keduanya mendapat informasi dari Andrea Hirata ketika penulis Laskar Pelangi ini berkunjung ke Jepang beberapa waktu lalu. "Kami tertarik mendengar cerita Andrea saat itu, dan memutuskan mengunjungi Belitung dalam liburan akhir tahun kami," kata Yuji, yang berprofesi sebagai pemilik lembaga pendidikan bahasa di Jepang ini.

Mengamini pernyataan Kusumah, keindahan Belitung, diakui pasangan ini bukan hanya  dari pantai dan keindahan alamnya saja. Selama beberapa hari berada di pulau ini, Yuji dan Masako mengakui sangat menyukai makanan khas Belitung. "Seafood-nya segar, bumbu masakannya juga sangat enak," kata Masako seraya mengacungkan jempol tangannya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya