Aksi Pengantin Muslim di Lokasi Penyanderaan Sydney Tuai Pujian

Pengantin muslim, mengenakan pakaian putih dan hijab, meletakkan buket bunga perkawinannya di Martin Place. Aksinya menuai pujian.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 22 Des 2014, 13:12 WIB
Pengantin muslim meletakkan bunga di lokasi penyanderaan Sydney (Twitter)

Liputan6.com, Sydney - Insiden penyanderaan selama 16 jam di sebuah kafe di Martin Place, kawasan bisnis Sydney, Australia pada Selasa 16 Desember 2014 tak hanya menghantui warga yang khawatir teror akan berulang. Umat muslim yang tinggal di Negeri Kanguru juga mencemaskan potensi mereka menjadi sasaran kecaman, karena bendera hitam dengan huruf Arab sempat berkibar. Bendera ISIS.

Namun, apa yang terjadi Sabtu 20 Desember 2012 di lokasi peringatan insiden yang menewaskan 3 orang: manajer Kafe Lindt Tori Johnson (34), pengacara sekaligus ibu 3 anak Katrina Dawson (38), dan pelaku penyanderaan Man Haron Monis --imigran asal Iran, melegakan hati banyak orang.

Seorang pengantin perempuan muslim, mengenakan pakaian putih dan hijab, meletakkan buket bunga perkawinannya di antara tumpukan ribuan tanda duka cita di Martin Place.

Manal Kassem, nama perempuan 23 tahun itu, didampingi sang suami Mahmod Homaisi, awalnya berencana melakukan sesi pemotretan pernikahan di kota Sydney. Namun, ragu, mengingat insiden tragis penyanderaan di kafe tersebut.

"Mereka berencana membatalkan sesi foto, tak ingin dihakimi karena merayakan perkawinannya, mengenakan kerudung, saat orang-orang merasa terteror," kata perencana pernikahan pasangan tersebut, Dina Kheir, seperti dimuat Daily Mail, Senin (22/12/2014).

"Namun, mereka memprioritaskan untuk mengunjungi lokasi peringatan sebagai pemberhentian pertama."

Seorang saksi mata mengatakan, saat pasangan pengantin berwajah Arab tersebut mendekat, mengenakan pakaian nikah, kerumunan orang yang berkerumun di sana terpana. Mereka terkejut.

Foto dok. Liputan6.com


Namun, saat melihat Manal Kassem meletakkan buket bunga mawar putih, tepuk tangan pun membahana.

Foto dok. Liputan6.com


"Ia melakukannya sebagai bentuk penghormatan pada negaranya, yang suatu hari nanti akan menjadi Tanah Air bagi anak-anak dan cucunya," kata Kheir.

Apa yang dilakukan Manal Kassem juga menuai dukungan di Twitter. "Seorang pengantin muslim meletakkan buket pernikahannya#MartinPlace. Sangat menyentuh," tulis pengguna Twitter @Suzanne Carbone, seperti Liputan6.com kutip dari News.com.au.

"Kerumunan orang kulit putih bertepuk tangan saat seorang pengantin perempuan muslim meletakkan bunga di Martin Place. Menandai berakhirnya rasisme," tulis @BRKeogh.

Pun dengan Ni-Cole World, pemilik akun @realblasiaan. "Kemarin, pasangan pengantin melewati Martin Place, di mana sang mempelai perempuan meletakkan buket bunga pernikahannya, sebagai bentuk penghormatan pada 2 jiwa korban yang melayang. Wow," tulis dia.

Mantan Perdana Menteri Australia, Julia Gillard juga mendatangi lokasi peringatan untuk memberikan penghormatan pada 2 korban yang tak berdosa.

"Tergerak untuk memberikan penghormatan terakhir pada Katrina dan Tori di Martin Place hari ini," tweet dia Minggu kemarin.

Hingga berita ini diturunkan, penyelidikan atas insiden penyanderaan terus dilakukan.

Sebelumnya, pihak Iran yang diwakili Kepala Polisi Jendral Ismail Ahmadi Moghaddam mengatakan, pihaknya pada 14 tahun lalu pernah meminta ekstradisi atas pelaku penyanderaan, Man Haron Monis. Namun tak dikabulkan Australia.

Monis dicari aparat Iran atas kasus penipuan. Ia kemudian kabur ke Australia lewat Malaysia pada akhir 1990-an.

Sementara, PM Australia Tony Abbott mempertanyakan mengapa pelaku penyanderaan bersenjata di sebuah kafe di Sydney tidak masuk daftar pengawasan teror. Padahal pengungsi asal Iran yang menghadapi berbagai dakwaan pidana sebelumnya. (Ein/Tnt)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya