Liputan6.com, Jakarta
"Pendataan jangkauan petugas KIPAS di lapangan, peningkatan kebutuhan 100 persen di kawasan lokalisasi dan kawasan rawan prostitusi, mirisnya, 40 persen dari total itu justru untuk memenuhi kebutuhan para pelajar," ujar Merli di Bengkulu (22/12/2014).
Data kipas menyebutkan, kebutuhan kondom setiap bulan dari Januari hingga november berada pada kisaran 3.500 kondon, memasuki bulan desember naik menjadi 6.000 kondom. khusus tahun baru permintaan meningkat menjadi 7.000 kondom.
"Setiap bulan kami mensuplay kondom ke kawasan lokalisasi dan melakukan layanan cek kesehatan gratis sambil melakukan pembinaan kemanusiaan. tujuannya untuk meredam peningkatan penderita HIV/Aids yang dibawa para pelanggan disana," lanjut Merli.
Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah mengaku kaget dengan kondisi itu, Pihaknya menghimbau kepada masyarakat dalam momentum pergantian tahun seharusnya dimanfaatkan untuk lebih introspeksi diri, bukan untuk berhura hura di tempat mesum.
Menjelang tahun baru 2015, permintaan alat kontrasepsi jenis kondom di Bengkulu meningkat 100 persen. Permintaan paling mencolok terjadi di kawasan bekas Lokalisasi RT 8 Kelurahan Sumber Jaya Kota Bengkulu. Jika pada hari biasa permintaan kondom hanya 3.500 kondom, menjelang tahun baru ini, mencapai 7.000 kondom.
Ketua Yayasan KantorInformasi Pusat dan Adiksi (KIPAS) Bengkulu Merli Yuwanda mengatakan, selain di kawasan lokalisasi,permintaan juga datang dari para pelajar, angkanya bahkan mencapai 40 persen dari tota kebutuhan kondom se Provinsi Bengkulu. "Lakukan kegiatan yang positif, saya yakin masyarakat tetap bijak untuk melakukan kegiatan yang positif dan bermanfaat," imbuh Junaidi. (Yuliardi Hardjo Putra)