Liputan6.com, Tokyo - 23 Desember 1948 menjadi hari terakhir bagi Hideki Tojo. Pria yang kala itu menjabat Perdana Menteri Jepang digantung mati bersama 6 rekannya atas kejahatan perang. Sosoknya yang juga berperan sebagai jenderal perang kerap disebut sebagai Hitler dari Jepang.Seperti dimuat Liputan6.com dari Encyclopedia.com, Selasa (23/12/2014), pria kelahiran 30 Desember 1884 itu awalnya hanya tentara biasa yang ditugaskan sebagai prajurit perang. Kariernya cepat melesat hingga kemudian diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat. Kepemimpinannya di militer membawa Jepang berdiri tegak di hadapan Uni Soviet, bahkan membuat somalia tunduk.Pria yang dikenal kasar, cerdik, dan pekerja keras itu kemudian diangkat menjadi sebagai Menteri Perang oleh Perdana Menteri Fumimaro Konoe pada pertengahan 1949. Tindak-tanduknya sebagai menteri membuat Jepang menjadi garda terdepan, negara anti-Amerika Serikat bersama Nazi Jerman dan Italia.Selama menjadi Menteri, Hideki Tojo menunjukkan taring dengan mengancam perang kepada AS jika Negeri Paman Sam tak mau menarik embargo ekspor Jepang. Konoe ragu dengan langkah Tojo hingga perdana menteri itu memutuskan mundur. Tojo yang dijuluki "kamisori" atau pisau cukur itu pun mengambil alih pemerintahan.Sejak saat itu, Hideki Tojo menjadi orang yang paling berkuasa di Jepang, baik di pemerintahan dalam negeri maupun di medan perang. Selain sebagai Perdana Menteri, ia juga menjadi jenderal sekaligus menteri dalam negeri untuk negaranya. Di awal, Tojo berhasil membawa negaranya berjaya melawan kekuatan AS.Namun pada awal 1944, kekuatan Jepang menyusut. Kekuasaan Hideko Tojo pun melemah. Jepang kalah dalam pertempuran di pulau Saipan yang merupakan bagian dari kepulauan Mariana. Tentara Amerika Serikat dapat menaklukkan tentara Jepang yang dikomando oleh Yoshitsugu Saito.Perang pun berakhir. Hideki Tojo ditangkap tentara Amerika Serikat pada 11 September 1945 atas perintah Jenderal MacArthur. Saat itu, ia mencoba bunuh diri dengan tembakan. Namun gagal. Ia kemudian diseret ke penjara.Tojo pada akhirnya menghembuskan nafas terakhir dengan tragis. Pengadilan Militer Internasional menjatuhkan dia hukuman mati. Pria itu pun dieksekusi gantung di penjara Sugamo, pada 23 Desember 1948.Pihak Amerika menyebut Tojo mirip dengan Adolf Hitler dari Nazi Jerman dan Benito Mussolini dari Italia. Namun menurut sebuah tulisan di Majalah Angkasa edisi koleksi Perang Asia Timur Raya Agustus 2008, sebutan Hitler untuk Tojo tidak tepat karena ia seorang birokrat yang tak punya visi luas dan jauh ke depan. Sebagai seorang strategis, ia gagal melihat potensi Jepang untuk melakukan perang jangka panjang yang kemudian terbukti dengan hancurnya negara tersebut.Pada 23 Desember tahun 1972, sebuah gempat berkekuatan 6,5 skala Ritcher dilaporkan mengguncang Ibukota Managua, Nikaragua, hingga mengakibatkan lebih dari 10 ribu orang tewas. (Riz)
23-12-1948: 'Hitler' Jepang Digantung
Sosok perdana menteri yang juga berperan sebagai jenderal perang kerap disebut sebagai Hitler dari Jepang.
diperbarui 23 Des 2014, 06:00 WIBHideki Tojo (History.com)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Khidmat, Malam Perayaan Natal Nasional 2024 di Indonesia Arena
Para Ketua Umum Parpol Kumpul di Kediaman Prabowo, AHY Akui Bahas Soal Politik
Libur Nataru Jumlah Penumpang di Bandara Banyuwangi Meningkat, Tingkat Keterisian Capai 92 Persen
Tidak Terpakai di Olympique Lyon, Wilfried Zaha Jadi Incaran Klub MLS
Prabowo Tegaskan Bukan Memaafkan Koruptor: Enak Aja, Udah Nyolong
VIDEO: Wamen Komdigi Pastikan Kualitas Internet Baik Selama Libur Nataru
Jangan Coba-Coba Dzalim ke Orang Seperti Ini, Konsekuensinya Mengerikan Kata Buya Yahya
VIDEO: PT Sritex Pailit, Para Karyawan Gelar Doa Bersama
Viral Penjual Bakso Perbaiki Jalan Dusun di Malang Pakai Uang Pribadi, Biayanya Tembus Rp1,7 Miliar
Libur Natal, ASDP Catat 206 Ribu Penumpang Tinggalkan Jawa menuju Bali
Polda Metro Jaya Minta Warga Bekasi Tak Merayakan Malam Tahun Baru di Jakarta
Bukayo Saka Absen Lama, Arsenal Prioritaskan Transfer Bintang Wolverhampton