Rupiah Jadi Mata Uang yang Paling Cepat Bangkit

Pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi ini bukan akibat masalah di dalam negeri, melainkan karena gejolak yang terjadi di negara lain.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 24 Des 2014, 10:45 WIB
Rupiah (Antara Foto)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil meminta pengusaha dalam negeri untuk tidak mengkhawatirkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa waktu terakhir.

Dia menyatakan, pelemahan yang terjadi ini bukan akibat masalah di dalam negeri, melainkan karena gejolak yang terjadi di negara lain.

"Masalah rupiah ini bukan masalah kita, tetapi masalah di luar," ujar dia di Kantor Kementerian Perekonomian, seperti ditulis Rabu (24/12/2014)

Sofyan mengatakan, hal ini membuktikan rupiah menjadi mata uang yang paling cepat terkoreksi kembali jika dibandingkan dengan mata uang negara lain. Hal tersebut akibat kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

"Terbukti rupiah kita paling cepat recovery-nya, karena memang tidak ada masalah. Ekonomi bagus, politik bagus, kebijakan pemerintah mengatasi fiskal bagus sekali," lanjut dia.

Menurut Sofyan, masalah Indonesia saat ini hanya pada defisit necara berjalan atau current account defisit yang memang sudah terjadi sejak lama.

"Dan sekarang dengan berbagai upaya account defisit akan diperbaiki. Investor menganggap apa yang dilakukan pemerintah bagus, oleh sebab itu tidak ada yang mengkhawatirkan. Yang penting semua kebijakan yang sedang dilakukan, ya dijalankan saja. Karena policy kita baru sekali," tandasnya. (Yas/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya