Diculik Setahun Lalu, Bocah 3 Tahun Muncul di Propaganda ISIS

Anak itu mengenakan seragam militan, memakai pita hitam bertuliskan Huruf Arab, senapan AK-47 mini tersandang di bahunya.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 24 Des 2014, 15:09 WIB
Bocah 3 tahun dalam propaganda ISIS

Liputan6.com, Roma - Sosok balita dalam poster propaganda  Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) membuat Lidia Solana Herrera terkejut bukan kepalang. Itu anaknya yang baru berusia 3 tahun.

Lidia kali terakhir melihat Ismail -- nama buah hatinya itu -- pada November 2013, saat ia menitipkannya pada sang suami, Ismar Mesinovic. Kala itu ia pergi ke Kuba untuk menengok saudara.

Namun, alih-alih merawat Ismail, Mesinovic pergi dari rumah mereka di Italia. Membawa putranya, ia pergi ke Suriah, di mana pria itu dilaporkan bergabung dengan ISIS.

Mesinovic dilaporkan tewas di tengah konflik. Kini, lebih dari setahun sejak Ismail hilang, Lidia Herrera yakin, sosok dalam poster itu adalah putranya.

Dalam gambar yang dijadikan kampanye ISIS, terlihat seorang anak mengenakan seragam militan, memakai pita hitam bertuliskan Huruf Arab, senapan AK-47 mini tersandang di bahunya.

"Anak itu adalah Ismail," kata Lidia Herrera kepada media Italia, Corriere della Sera, seperti Liputan6.com kutip dari News.com.au, Rabu (24/12/2014). "Setiap hari, aku berdoa agar ia bisa kembali ke pelukanku. Aku sungguh berharap putraku kembali ke sisiku. Pikiranku dipenuhi tentang dia.

Dalam penampilan terpisah di sebuah televisi Italia, Lidia mengaku tahu, ia bukan satu-satunya ibu yang merana karena terpisah dengan buah hatinya.

"Namun, anakku sendirian. Aku tak mengerti mengapa ia tak dirawat anggota keluarga, dari pihak suamiku maupun keluargaku," kata dia.

Biasanya, kata dia, seorang anak dibawa ke medan tempur oleh ayah atau kakak lelakinya. Sepeninggal sang suami, bocah Ismail hanya sendirian di markas ISIS. "Aku ingin seseorang bisa menolong menemukannya," kata dia.

Sementara itu, polisi antiteroris Italia dan anggota korps intelijen dilaporkan sedang melakukan penyelidikan terkait hilangnya bocah Ismail.

Ismail bukan satu-satunya anak-anak tak berdosa yang dibawa pergi untuk bergabung dengan ISIS.

Sebelumnya, putra seorang terpidana teroris Australia, Khaled Sharrouf, menggegerkan dunia. Gara-gara ia terlihat dalam sebuah gambar foto sedang mengangkat kepala seorang anggota pasukan keamanan Suriah yang menjadi korban pemenggalan ISIS. (Mut)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya