Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo sore ini menggelar Sidang Kabinet Paripurna untuk membahas mengenai Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Perubahan (RAPBN-P) 2015.
Dalam rapat dengan seluruh menteri Kabinet Kerja selama dua jam tersebut menghasilkan asumsi makro Indonesia yang akan dibawa ke DPR RI pada Januari 2015.
"Mengenai hasilnya, ada beberapa hal tapi yang mungkin bisa di-share adalah terkait asumsi makro pemerintah yang akan dipakai tahun depan," kata Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Istana Kepresidenan, Rabu (24/12/2014).
Dalam RAPBN-P 2015 yang akan diajukan pemerintah ke DPR tersebut juga telah ditambahkan anggaran dari penghematan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sudah dilakukan November sebesar Rp 230 triliun.
Dari penambahan ruang diskal tersebut nantinya akan dikonsentrasikan untuk pembangunan infrastruktur dan konektifitas, serta hal-hal yang berkaitan terkait pangan.
"Jadi nanti Kementerian PU dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pertanian akan mendapatkan alokasi tambahan anggaran paling besar," kata Bambang.
Adapun asumsi makro tersebut adalah:
- Pertumbuhan Ekonomi: 5,8 persen.
- Inflasi: 5 persen
- Surat Perbendaharaan Negara (3 bulan): 6,2 persen
- Nilai tukar: Rp 12.200 per dolar AS
- Harga Minyak (ICP) : US$ 70 per barel
- Lifting minyak: 849 ribu barel per hari
- Lifting gas: 1,12 juta barel per hari
Advertisement
(Yas/Ndw)
Baca Juga