Saksi Rusia: Pesawat MH17 Ditembak Jet Ukraina di Udara

Saksi mata menuturkan jet tempur Sukhoi Su-21 milik Ukraina menembak rudal dari udara ke pesawat MH17.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 25 Des 2014, 00:05 WIB
Ilustrasi MH17 terbakar (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Moskow - Hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 terbakar di udara dan jatuh. Namun dugaan mengerucut bahwa kapal terbang yang mengangkut itu ditembak rudal.

Seorang yang mengaku saksi mata menuturkan kepada surat kabar Rusia bahwa jet tempur Sukhoi Su-21 milik Ukraina menembak rudal dari udara ke pesawat MH17. Kata dia, pilot jet itu bernama Voloshyn itu salah sasaran.

"Sang pilot ketakutan. Dia bilang pesawat berada di tempat dan waktu yang tak tepat," ujar saksi mata yang bersaksi dalam siaran televisi pemerintah dengan wajah diburamkan dan suara dipercepat.

Tayangan wawancara itu diterbitkan oleh Komite Penyelidikan Kecelakaan Pesawat dari Rusia. Demikian seperti dimuat BBC, Rabu (24/12/2014).

Juru bicara Komite Rusia itu, Vladimir Markin mengatakan bahwa saksi yang tak disebutkan namanya itu telah lolos uji pantograf sehingga apa yang ia ucapkan menurut Kremlin tentu benar.

"Dia bukan lah bukti satu-satunya, tetapi bukti yang sangat penting, bahwa Angkatan Bersenjata Ukraina terlibat kecelakaan Boeing," ujar Markin.

Badan Keamanan Ukraina menolak berkomentar banyak soal pernyataan Rusia tersebut. Melalui kantor berita Interfax, Ukraina menyatakan informasi itu adalah palsu.

Sebelumnya Badan Keselamatan Penerbangan Belanda yang memimpin penyelidikan, menyatakan MH17 'ditembus' benda dari luar yang berenergi tinggi.

Sejauh ini, puing pesawat dan sebagian besar jasad korban sudah dievakuasi. Tim Belanda akan merampungkan evakuasi pada tahun 2015 mendatang.

Dirudal dari Darat?

Versi berbeda sebelumnya dikemukakan Badan Intelijen Jerman (BND). Yakni bahwa pelaku penembakan pesawat MH17 diduga adalah milisi pro-Rusia. Saat kejadian, mereka tengah bertempur dengan pasukan pemerintah Ukraina di perbatasan.

"Pelakunya adalah separatis pro-Rusia," demikian pernyataan BND yang dilaporkan majalah Jerman Der Spiegel dan dikutip Deutsche Welle.

Temuan tersebut kemudian dipresentasikan Kepala BND Gerhard Schindler kepada anggota parlemen Jerman.

Schindler menjelaskan, dengan menggunakan foto satelit dan gambar lain yang diyakini sebagai bukti, milisi pro-Rusia menembak MH17 dengan menggunakan sistem rudal BUK yang dirampas dari markas militer Ukraina.

Menanggapi laporan itu, Wakil Perdana Menteri Republik Rakyat Donetsk --  wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina -- membantah hasil penyelidikan oleh Jerman.

"Tuduhan itu sama sekali tak berdasar. Hanya militer yang terlatih yang bisa menembakkan misil itu," kata Purgin kepada kantor berita Interfax. "Para mantan pekerja tambang yang kini memperjuangkan negerinya tidak memiliki kemampuan mengoperasikan sistem persenjataan secanggih itu."

Pesawat MH17 jatuh karena ditembak rudal berbasis darat saat melintasi wilayah udara Ukraina, tepatnya di Torez, Donetsk Oblast yang berbatasan dengan Rusia pada 17 Juli 2014 lalu. Sebanyak 298 orang yang berada di dalamnya, tewas. (Riz/Ans)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya